Bisnis.com, SEMARANG - Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah memperkirakan kenaikan harga rumah selama 2013 di provinsi tersebut hanya mencapai 10%, karena mendapat tekanan dari berbagai kebijakan.
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi, Publikasi dan Kehumasan Dibya K Hidayat memastikan kenaikan itu berasal dari faktor internal dan eksternal.
"Dipengaruhi eksternal kenaikan harga bahan bakar (BBM) juga terdampak faktor aturan Bank Indonesia soal KPR inden dan LTV," ujarnya hari ini, Kamis (5/12/2013).
Sementara itu, faktor internal yang memengaruhi kenaikan harga umumnya karena peningkatan kualitas material dari setiap developer. Belanja sebagian material impor paling kentara berpengaruh.
"Material impor kebanyakan semen dan besi, sebenarnya harga tidak terlalu naik hanya sekitar 10% tapi sangat terasa ketika perekonomian melambat," ujarnya.
Sesuai data BPS Jateng, pelambatan ekonomi regional Jateng dipicu tingginya harga perumahan 0,68% yang ikut menyumbang angka inflasi bulan ini 0,30%.
Drajat Adi Prayitno, pengembang di wilayah Tegal, menilai selain kenaikan harga material yang sejalan dengan fluktuasi nilai tukar, kenaikan harga perumahan di daerah didorong semakin tingginya harga lahan.
"Sudah sulit mencari harga rumah murah, soalnya saat ini rumah murah sudah dipatok diatas Rp100 juta," ujar dia.
Kenaikan harga yang terjadi pasa perumahan kelas menengah ke bawah, katanya mencapai 10%. Ia berharap 2014 harga lebih stabil didukung daya beli masyarakat yang kembali menguat.