Bisnis.com, JAKARTA—Tidak beraninya pemerintah Indonesia mengusir Duta Besar Australia, meski Indonesia telah memulangkan Duta Besar dari Canberra akibat kasus penyadapan, semakin menunjukkan Indonesia sangat kecil di mata negara tetangga itu.
Demikian dikemukakan Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya dalam diskusi bertema Menakar Hubungan RI-Australia Pasca Penyadapan.
Turut menjadi nara sumber dalam disksui itu Anggota DPD, Poppy Dharsono dan pengamat pertahanan Jaleswatri Pramodawardani dari LIPI.
Menurutnya, Indonesia bisa saja melakukan tindakan langsung mengusir duta besar negara asing kalau memang merasa tersinggung dan marah dengan perilaku Australia yang telah menyadap pembicaraan Presiden SBY. Apalagi, ujarnya, hingga kini tidak ada negara yang membantah apa yang telah diungkapkan bekas agen rahasi Amerika Serikat, Edward Snowden terkait penyadapan tersebut.
“Kalau di Jerman Duta Besar AS langsung diusur. Kalau di kita, marah dan tersinggung tetapi kita tidak berani,” ujar Tantowi.
Tantowi juga menyatakan tidak adanya kata maaf dari PM Australia, Tony Abbot kepada pemerintahan SBY menunjukkan Indonesia merupakan negara yang tidak berarti bagi mereka. Padahal, Indonesia punya negara pengganti kalau Australia menghentikan impornya ke Indonesia.
Sebagaimana diketahui, meski Indonesia telah menarik Duta Besar dari Australia seminggu lalu, namun Duta Besar negara tersebut masih tetap saja tenang berada di Jakarta kendati berbagai aksi demo terus terjadi.