Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com, BANDUNG—Umur waduk Saguling di Kecamatan Saguling, Kab Bandung Barat diperkirakan tinggal 30 tahun lagi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan umurnya terus menyusut dari desain awal hingga 2044.

General Manager Unit Bisnis Pembangkit Saguling Del Eviondra mengatakan faktor penyebab umur waduk saguling lebih cepat tua karena tingginya laju sedimentasi yang mengendap di waduk.

"Saat ini laju sedimentasi yang masuk Saguling sebesar 4,2 juta meter kubik per tahun," katanya, kepada Bisnis  Jumat (22/11/2013).

Tingginya sedimentasi yang disertai oleh pencemaran limbah kimia baik rumah tangga dan pabrik itu telah menyebabkan korosi pada pembangkit listrik yang beroperasi sejak 1985.

Meski begitu, pihaknya masih optimistis pada tahun ini kapasitas produksi listrik bisa mencapai 2.600 GWh optimis terlampaui. Hingga pertengahan tahun ini, realisasi produksi listrik PLTA Saguling sudah mencapai 2.100 GWh.

Untuk menjaga keandalan turbin, pihaknya melakukan sejumlah langkah. Di antaranya menyortir sampah yang bercampur dengan debit air yang mengalir deras ke waduk.

Setiap bulan, pihaknya mengangkat sampah sebanyak 100 ton atau 1,2 juta ton per tahun. Di samping itu secara berkala pihaknya melakukan pembersihan eceng gondok yang ada di sekitar waduk.

"Kami melakukan pencegahan penumpukan sampah di sisi masuk waduk dengan bekerjasama dengan koperasi masyarakat setempat dengan mencarikan potensi ekonomi sampah seperti sampah plastik," ujarnya.

Sementara itu, organisasi pecinta lingkungan Walhi Jabar mengancam akan menutup ratusan pabrik tekstil yang ada di Kecamatan Majalaya dan Solokanjeruk, Kab Bandung. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penegakan hukum atas pelanggaran pencemaran lingkungan yang telah mereka lakukan.

Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan saat ini pihaknya sedang menginventarisir sejumlah pabrik tekstil yang ada di dua kecamatan tersebut karena telah secara sengaja membuang limbah kimia ke Sungai Citarum.

"Untuk tahap awal kami akan berikan peringatan dengan memasang papan peringatan. Selanjutnya apabila tidak dihiraukan kami akan langsung tutup secara paksa," ujarnya.

Dia menyebutkan jumlah pabrik tekstil yang berdiri di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Citarum dari hulu hingga ke hilir mencapai 3.000 pabrik.

Sedangkan jumlah pabrik yang ada di kawasan Bandung Raya mencapai 600 dengan 117 di antaranya berdiri di pinggir Citarum.

Dari 600 pabrik tekstil itu, baru 20% yang proses pengolahan limbahnya melalui Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sesuai dengan amanat undang-undang.

Pihaknya memperkirakan volume limbah yang dibuang ke sungai terbesar di Jabar itu mencapai 280 ton setiap harinya sehingga air dan ikannya pun semakin tidak layak untuk dikonsumsi.

"Kalau Bupati mau turun itu lebih baik. Dan kami tidak perlu memberitahukan lagi kepada Bupati karena kami sudah berulangkali menyampaikannya pada Badan Perlindungan Hidup Daerah Kab Bandung," ujarnya.

Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kabupaten Bandung Atih Witartih menyebutkan dari 65 perusahaan baru 29 perusahaan yang tergabung dalam paguyuban industri tekstil Majalaya.

Menurut nya, sejumlah perusahaan yang belum bergabung dalam paguyuban ini belum memiliki Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang baik. Pihaknya juga berupaya agar perusahaan tekstil tersebut segera menghentikan pembuangan limbah ke Citarum.

“Antara 2012-2013, empat perusahaan yang divonis bersalah oleh pengadilan. Mereka merupakan perusahaan yang membuang limbah langsung ke Citarum. Sanksi itu sudah urusan pengadilan. Kami hanya berupaya agar perusahaan itu bisa mengelola IPAL dengan benar,” kata Atih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdi Ardia
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper