Bisnis.com, BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku selalu menolak penutupan jalan, meskipun masyarakat kerap menyalahkan rombongan Presiden sebagai penyebab kemacetan.
SBY mengaku dirinya juga kerap harus berurusan dengan kemacetan jalan karena tidak pernah menutup akses bagi para pengguna jalan. Dia memaparkan pengalamannya ketika harus menempuh perjalanan selama 40 menit dari Istana Negara ke Hotel Sahid di Jalan Sudirman di puncak kemacetan.
"Saya pernah datang ke undangan Pak Agung Laksono dari Istana ke Sahid itu skitar 40 menit karena nggak pernah tutup jalan. Saya larang, tambah macet nanti," paparnya kepada para anggota Kadin di Istana Bogor, Senin (4/11).
Namun, keluhnya, sikapnya yang menolak penutupan jalan tidak diketahui masyarakat luas. Kegiatan Presiden justru sering disalahkan ketika terjadi kemacetan karena dianggap mengganggu kelancaran lalu lintas.
"Saya punya adik ipar, [bertanya], Mas Bambang jalan di sini? Ini ribut sekali SBY lewat, SBY lewat. Tidak ada. Aku [SBY] di rumah, di Istana. Apalagi kalau saya lewat terus menutup jalan, tambah ngamuk mereka," papar Presiden.
Selain itu, Kepala Negara menegaskan kritik atas kemacetan kepada pemerintah pusat sebetulnya salah sasaran. Kritik tersebut seharusnya ditujukan kepada pemerintah daerah.
SBY menjelaskan implementasi desentralisasi kekuasaan berarti persoalan pengaturan lalu lintas adalah wilayah kekuasaan pemerintah kota setempat.
Dia menyarankan masyarakat yang merasa dirugikan, khususnya pengusaha, berdiskusi dengan kepala daerah masing-masing untuk mencari solusi persoalan kemacetan.
"Kalau biang kemacetan di Jakarta datanglah ke Pak Jokowi. Kalau biang kemacetan di bandung datang ke Pak Ahmad Heryawan atau walikota bandung. Jangan unjuk rasanya bolak balik di depan istana," kata Presiden.
SBY Menolak Sering Dituding jadi Biang Kemacetan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku selalu menolak penutupan jalan, meskipun masyarakat kerap menyalahkan rombongan Presiden sebagai penyebab kemacetan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Demis Rizky Gosta
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
48 menit yang lalu