Bisnis.com, NUSA DUA – Para menteri keuangan se-Asia Pasifik akan membahas mitigasi risiko perlambatan pertumbuhan di kawasan di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi global, dalam APEC Finance Ministers Meeting yang digelar hari ini, Jumat (20/9/2013).
Dalam sesi I FMM di Nusa Dua, Bali, itu, para menteri keuangan dan perwakilan dari 20 anggota APEC akan membahas prospek ekonomi dan bertukar pandangan mengenai respons di kawasan guna memperkuat daya tahan regional dan memastikan Asia Pasifik tetap berjalan pada rel yang benar untuk pemulihan yang berkelanjutan.
Anggota ekonomi Kerja Sama Asia Pasifik (APEC) masih khawatir akan risiko perlambatan pertumbuhan di kawasan kendati ada tanda-tanda positif pemulihan perekonomian global.
Stabilitas keuangan masih menjadi perhatian dan ada kekhawatiran bahwa gejolak pasar saat ini bisa berlanjut dan semakin dalam, dengan gejolak pasar yang meningkat dan pengetatan finansial yang menjadi akhir dari rezim suku bunga rendah.
Kebijakan moneter tidak konvensional di negara maju serta pengkajian ulang fundamental ekonomi negara berkembang juga menjadi fokus yang dibicarakan.
Pemulihan global yang sedang berlangsung dinilai masih rapuh dan tidak merata. Pertumbuhan pun bisa lebih rendah dari yang diproyeksikan karena stagnasi yang berkepanjangan di Zona Euro, ditambah potensi perlambatan di pasar negara berkembang.
Semua ini meningkatkan pentingnya reformasi struktural di semua ekonomi guna membangun fondasi pertumbuhan.
Dalam sesi tersebut, perwakilan dari Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Pembangunan Antar-Amerika (IADB) akan menjadi pembicara utama.