Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Didukung China dan Iran Soal Senjata Kimia Suriah

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Vladimir Putin, Jumat, mendapat dukungan dari Iran dan China dalam satu KTT regional mengenai prakarsa Rusia bagi Suriah untuk menyerahkan senjata kimianya, yang dinilai merupakan bukti 'niat serius' pemerintah Damaskus.

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Vladimir Putin, Jumat, mendapat dukungan dari Iran dan China dalam satu KTT regional mengenai prakarsa Rusia bagi Suriah untuk menyerahkan senjata kimianya, yang dinilai merupakan bukti 'niat serius' pemerintah Damaskus.

Putin menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), satu kelompok keamanan regional yang kadang- dianggap sebagai tandingan dari timur terhadap NATO, di Kirgizstan sehari setelah Presiden Suriah bashar al-Assad mengatakan ia mendukung rencana Rusia itu.

Para pemimpin SCO, yang anggota-anggotanya adalah Rusia, China dan beberapa negara Asia Tengah dalam satu pernyataan mengatakan mereka mendukung prakarsa itu, dan menentang setiap aksi yang 'dapat menimbulkan militerisasi lebih jauh'  di Suriah.

Presiden China Xi Jinping, yang berbicara dalam KTT di Bishkek itu, mengatakan negaranya menyambut baik rencana Rusia itu menaruh banyak kepentingan untuk pembangunan situasi di Suriah.

"Kami mendukung prakarsa Suriah untuk menyerahkan senjata-senjata kimia berada di bawah pengawasan internasional," kata Xi seperti dikutip Antara (13/9/2013).

Presiden Iran yang baru dipilih Hassan Rouhani, yang negaranya berstatus peninjau di SCO, mengatakan Teheran juga mendukung penuh prakarsa Rusia itu.

"Kami yakin situasi di Suriah harus diputuskan secara politik tanpa intervensi militer asing. Semua pihak yang berpengaruh dan berkepentingan harus mendorong satu dialog konstruktif menuju arah itu," tambahnya.

Dia menyatakan Iran menjadi korban yang sangat menderita ketika diktator Irak Saddam Huseein menggunakan senjata kimia dalam Perang Irak-Iran tahun 1980-an.

Iran, sebagai korban paling buruk akibat penggunaan senjata kimia, mendukung pemusnahan senjata itu di seluruh dunia. Kemungkinan kelompok garis keras yang bersenjata dapat memperoleh senjata kimia adalah ancaman terbesar bagi kawasan itu, tutur Rouhani.

Iran dan Rusia dalam tahun belakangan ini muncul sebagai sekutu paling kuat terakhir pemerintah Bashar. China dalam konflik tu mendukung sikap Rusia tetapi tidak banyak memberi komentar publik.

Putin mengatakan masyarakat internasional harus menyambut keputusan Suriah mendukung larangan penggunaan senjata kimia, dengan mengatakan itu menunjukkan 'niat-niat serius' Damaskus.

"Saya yakin kita harus menyambut baik keputusan yang dibuat pemimpin Suriah itu. Saya ingin menyatakan harapan bahwa itu akan merupakan satu langkah yang sangat serius menuju jalan ini," katanya.

Berbicara dalam sidang KTT SCO, Putin menegaskan kembali penentangan kerasnya bagi penggunaan kekuatan militer di Suriah.

Usaha diplomatik yang dilakukan sekarang memungkinkan meredakan segera rencana satu operasi militer.

Rusia mengusulkan agar Damaskus menyerahkan senjata kimianya dalam usaha menghentikan ancaman serangan militer oleh AS.

Bashar mengatakan ia akan mendukung larangan senjata kimia, tetapi menegaskan bahwa Washington harus menghentikan 'politik ancaman' jika negara itu menginginkan rencana itu dapat dilaksanakan.

Pada Jumat para diplomat penting Rusia dan AS melakukan pertemuan untuk hari kedua dari pperundingan penting, untuk menyusun satu rencana mengamankan senjata kimia Suriah. (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper