Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 8.682 warga negara Indonesia (WNI) telah dipulangkan dari Suriah menyusul gejolak sosial dan keamanan di negara tersebut.
Pemulangan tersebut dilakukan secara bertahap dengan difasilitasi oleh pemerintah RI sejak kondisi politik dan keamanan di negara itu yang mulai tidak stabil pada tahun hingga 30 Agustus 2013.
Pemulangan dilakukan melalui jalur udara dari Damaskus maupun dengan jalur darat melalui Beirut (Lebanon) dan Ankara (Turki).
Berdasarkan data yang dilansir Kementerian Luar Negeri RI, saat ini masih ada sekitar 3.890 WNI dari total 12.572 WNI yang bermukim di Suriah pada periode sebelum pecah konflik.
Dalam rilis yang diterima Bisnis hari ini, Senin (2/9/2013), Kemlu RI menyatakan bahwa aktivitas pemberian perlindungan WNI di Suriah, termasuk memulangkan WNI ke tanah air, akan semakin digalakkan.
Apalagi perkembangan situasi dan kondisi di Suriah saat ini semakin tidak menentu khususnya pasca adanya dugaan penggunaan senjata kimia dan ancaman intervensi militer di Suriah.
Untuk melindungi WNI, pemerintah juga telah mengevakuasi WNI dari area konflik ke tempat-tempat yang lebih aman di Suriah, termasuk membawa WNI ke negara-negara tetangga di Suriah yaitu Lebanon dan Turki melalui jalur darat.
Pemerintah RI juga telah membuat tiga penampungan untuk WNI di Suriah antara lain di Damaskus, Aleppo, Lattakia, dan Beirut.
Hingga saat ini tercatat masih ada sebayak 211 WNI di penampungan Damaskus, 35 WNI di Aleppo, delapan WNI di Lattakia dan 154 WNI di Beirut. Saat ini, KBRI sedang memproses pemulangan 866 WNI dari Suriah.