Bisnis.com, SEMARANG--Normalisasi kanal Banjir Timur Semarang terancam lambat, akibat aksi pedagang kaki lima (PKL) di dekat sungai yang enggan direlokasi.
Di sisi lain, proyek pembenahan kawasan sungai itu harus segera dilakukan setelah Kementrian Pekerjaan Umum mengantongi desain masterplan kanal yang dikirim dari Semarang.
Pelaksana tugas Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan pihaknya segera menyiapkan langkah sosialisasi relokasi ke seluruh PKL, sehingga pengerjaan proyek bisa dilaksanakan.
"Harapannya, Agustus-September sudah relokasi, karena saat ini sedang berkoordinasi dengan bidang pembangunan dan dinas bersangkutan mengenai tempat baru bagi PKL," ujarnya, Rabu (28/8/2013).
Menurutnya, normalisasi kanal Banjir Timur perlu dilakukan karena sedimentasi sungai mulai tinggi dan memunculkan dataran-dataran kecil di sungai.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Aie dan ESDM Kota Semarang, Agus Riyanto sepakat pengerjaan segera dilakukan setelah ada kepastian anggaran proyek yang dituangkan dalam APBN 2013 - 2014.
"Proyek harus segera dilakukan, soalnya kanal Banjir Timur merupakan pengendali banjir di Semarang timur. Setelah normalisasi selesai, lokasinya bisa untuk ruang publik seperti kanal Banjir Barat," tuturnya.
Sementara itu, PKL Barito di sekitar kanal keberatan dengan rencana relokasi karena khawatir usaha mereka terganggu.
Ketua Paguyuban PKL Barito Blok CDEFG, Alamsyah berharap Pemkot Semarang tidak merelokasi pedagang, tetapi mengupayakan rekayasa normalisasi sungai tanpa pemindahan kelompok pedagang.
Saat ini, jumlah PKL Barito mencapai 500 unit yang menempati bantaran kanal Banjir Timur sepanjang 3 kilometer dari jembatan Majapahit sampai Kaligawe.