Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 13 negara berkumpul di Jakarta untuk mencari solusi bersama untuk memecahkan persoalan trafficking atau penyelundupan manusia dan perdagangan orang di kawasan.
Negara peserta pertemuan itu adalah Myanmar, Thailand, Malaysia, New Zealand, Australia, Filiphina, Sri Lanka, Papua New Guinea, Bangladesh, Kamboja, Afganistan, Pakistan, dan Indonesia yang merupakan tuan rumah. Satu negara tidak hadir, yakni Iran.
Para delegasi dari keempatbelas negara tersebut, hari ini, Selasa (20/8/2013), berkumpul di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta untuk mengikuti Konferensi Imigran Ilegal (Conference on Irregular Movement of Persons) yang dipimpim oleh Menteri Luar Negeri RI Marty M. Natalegawa.
Konferensi ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah kongkret serta komitmen bersama di antara negara-negara asal, negara transit, dan negara tujuan dalam penanganan imigran ilegal.
Hadir antara lain Menteri Hukum Sri Lanka Abdul Rauf Hibathul, Menteri Kesejahteraan Ekspatriat dan Pekerja di Luar Negeri Bangladesh Mosharraf Hosain, Menteri Urusan Pengungsi dan Repatriasi Afganitan Jamaher Anwari, Menteri Dalam Negeri Myanmar Ko Ko, serta Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
Kemudian Menteri Keimigrasian New Zealand Michael Woodhouse, Menteri Luar Negeri dan Keimigrasian Papua New Guinea Rimbink Pato, serta dua menteri Australia yaitu Menteri Luar Negeri Bob Carr dan Menteri Keimigrasian, Multikultural, dan Kewarganegaraan Tony Burke.
Selanjutnya hadir Staf Ahli Menteri Luar Negeri Thailand Pichhet Wangtepanukhor dan Chief State Counsel Filiphina Ricardo Paras III.
Hadir pula Asisten Komisaris Tinggi bidang Perlindungan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Volker Turk dan Direktur Jenderal International Organization for Migration (IOM) William Lacy Swing.
Penyelenggaraan konferensi tingkat menteri ini merupakan inisiatif Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk mendorong penyelesaian persoalan penyelundupan manusia dan perdagangan orang di Kawasan Asia Pasifik yang cendrung meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Inisiatif tersebut lahir saat SBY bertemu dengan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd di Istana Bogor, pada 5 Juli 2013. Australia merupakan salah satu negara yang sering menjadi tujuan para imigran ilegal.