Bisnis.com, JAKARTA—Grup Lion Air menjajaki kerja sama dengan sejumlah mitra global untuk membentuk organisasi pelatihan internasional guna meningkatkan kualitas personil penerbangan dalam memenuhi kebutuhan internal dan pelanggan pihak ketiga.
Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana mengatakan organisasi pelatihan internasional bersertifikat itu akan bekerja sama dengan Wings Flying School dan pusat pelatihan Lion yang lebih dikenal dengan Lion Training Centre.
“Lion Group telah berinvestasi besar dalam penyediaan fasilitas dan peralatan pelatihan personil khususnya pelatihan bagi para penerbang, awak kabin serta personil mekanik, dan engineer pesawat,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (15/8/2013).
Rusdi mengatakan sejumlah mitra global itu sudah diakui dan mengantongi sertifikasi misalnya dari Badan Keselamatan Eropa dan sertifikasi dari regulator penerbangan sipil AS, Federal Aviation Administration atau FAA.
Dia mengatakan kerja sama itu sebagai bentuk komitmen perseroan untuk terus meningkatkan kualitas seluruh personil penerbangan. Selain itu juga agar perseroan mampu memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan pelanggan maskapai pihak ketiga.
Investasi besar yang dimaksud di antaranya pengadaan 20 pesawat latih Cessna 172 bagi Wings Flying School. Dengan penambahan itu, Lion Air juga berencana menambah pemesanan pesawat jenis itu sehingga menjadi 40 unit pesawat.
Wings Flying School juga diperkirakan bisa menghasilkan 60 lulusan-70 lulusan pilot pada tahun ini dan sekitar 150 lulusan pilot pada 2014. Jumlah lulusan pilot itu akan dapat dicapai dengan adanya tambahan pesawat latih Cessna 172 yang tengah dalam proses pengiriman dari pabriknya di AS.
Pada Juli lalu, Lion Trainning Centre juga menambah satu unit simulator Boeing 737-900ER sehingga jumlah yang tersedia menjadi tiga unit. Lion Trainning Centre juga memiliki satu simulator ATR 72-500.
Kepala Lion Training Centre Henry Biantoro mengatakan pusat simulator Lion yang berada di Lion Village, dekat dengan Soekarno-Hatta Jakarta International Airport, didukung oleh tujuh instruktur penuh waktu.
Sebagaian para instruktur itu merupakan orang asing yang berasal dari berbagai negara di antaranya Eropa dan Amerika Serikat untuk bekerja sebagai trainer atau pelatih di Lion Group.
“Mereka telah memiliki sertifikat sebagai pelatih sebagaimana yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator penerbangan sipil Indonesia,” kata Henry.