Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah diminta serius menekan angka korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) pada saat arus mudik dan balik Lebaran berlangsung.
Iskandar Abu Bakar, Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengatakan sedikitnya 908 korban jiwa akibat lakalantas pada 2012 lalu meninggal dengan sia-sia. Pihaknya menuntut angka tersebut agar lebih rendah pada tahun ini.
“Secara resmi, data korban jiwa akibat lakalantas rerata per harinya mencapai 80 orang. Coba kalikan setahun ada berapa,” katanya kepada Bisnis di Jakarta belum lama ini.
Dia menuturkan ada beberapa strategi yang bisa menekan angka kecelakaan korban jiwa. Diantaranya, pemeritah harus tegas mengimbau agar masyarakat tidak mudik menggunakan sepeda motor.
Opsi lain, sistem transportasi agar diperbaiki mulai dari infrastruktur, alat kendaraan hingga poin terpenting yakni membangun jalan tol sesuai janji dua periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membangun sepanjang 1.000 km. Tetapi hingga saat ini baru hanya selesai 10% terealisasi.
Pekerjaan rumah itulah, ungkap Iskandar, yang harus segera diselesaikan. Terlebih menyebabkan angka lakalantas dan kemacetan baik setiap harinya atau musim Lebaran kerap terjadi.
Menurutnya, salah satu faktor kemacetan jalan raya tersebut disebabkan karena tidak seimbangnya antara jumlah kendaraan dan infrastruktur yang ada. Apalagi, tambahnya memasuki musim mudik Lebaran, jumlah kendaraan melonjak, sementara akses jalan tidak pernah diperhatikan.
Dia menuturkan dengan melihat kondisi kesemrawutan transportasi tersebut, tidak heran apabila setiap tahun korban kecelakaan lalu lintas merenggut puluhan ribu jiwa.
Jumlah Pemudik Meningkat
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan pada tahun ini mengestimasi jumlah pemudik mencapai 18,1 juta orang, atau naik 4,46% dibandingkan pemudik Lebaran tahun lalu.
Sementara, pemudik yang menggunakan roda empat tahun ini diprediksi naik 6,17% atau 1,76 juta unit dibandingkan pada 2012 sebesar 1,66 juta unit. Untuk kendaraan bermotor, angka pemudik juga diprediksi naik 8,15% atau 3,03 juta unit dibandingkan tahun lalu sebsar 2,8 juta unit.
Iskandar menjelaskan, pihaknya mencemaskan pemudik yang menggunakan sepeda motor karena lebih riskan mengalami kecelakaan dibandingkan jenis kendaraan lainnya. Pada 2012 saja, sebesar 76% angka pemudik disumbang oleh pengendara motor.
“Makanya efektifkan sistem transportasi kereta api, karena hanya kereta apilah yang dirasa cukup aman dari kecelakaan. Kalau perlu transportasi udara juga lebih diperhatikan,” ujarnya.
Darmaningtyas, Pengamat Transportasi mengatakan alasan masyarakat banyak yang lebih memilih kendaraan prbadi, bahkan sepeda motor, untuk mudik ketimbang kendaraan umum adalah biaya yang dinilai lebih murah dan fleksibel.
“Selain itu, kalau membawa sepeda motor, dia bisa lebih mobile dalam bersilaturahim dengan keluarga di kampungnya. Apalagi tidak semua daerah kini memiliki angkutan desa yang memadai,” ujarnya.
Sebetulnya kalau mau cermat, angka kecelakaan saat lebaran cenderung turun dibandingkan dengan hari biasa. Menurutnya, pada hari biasa, rata-rata terjadi 80-85 kasus kecelakaan, saat lebaran, angka tersebut turun menjadi 57.
“Saat musim mudik lebaran, kecepatan kan mau tidak mau berkurang drastis karena macet dan orang juga cenderung lebih hati-hati karena pengawasan meningkat,” katanya.
Namun, ternyata angka kecelakaan pada saat arus balik cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan arus mudik, sebab saat itu, kondisi si pengendara sudah lelah, kantong kosong, dan pengawasan lebih lemah.
Sementara itu, Kasubdit Sidik Laka Gakkum Polri, AKBP Indrajana mengatakan tahun ini pihaknya mengerahkan sebanyak 6.000 personil kepolisian. Ribuan prajurit tersebut diterjunkan khusus mengawal arus mudik dan balik Lebaran.
“Jadi nanti setiap 200 meter, kami simpan satu orang polisi di seluruh titik kawasan mudik guna menjaga keselamatan pemudik,” ungkapnya.
Dia mengklaim, setiap tahunnya cara tersebut dinilai berhasil meminimalisir angka lakalantas Lebaran. Jika terjadi kecelakaan pun, lanjutnya itu terjadi karena faktor kekurang siapan kendaraan yang tidak dicek sebelumnya. (ltc)