Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Inflasi Balikpapan 3,75% Dipicu Komoditas Pangan

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Laju inflasi  di Kota Balikpapan tercatat mencapai 3,75% selama Juli 2013 dengan dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran bahan makanan yang memberi andil sebesar 1,79% sehingga menyebabkan laju inflasi tahun kalender mencapai

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Laju inflasi  di Kota Balikpapan tercatat mencapai 3,75% selama Juli 2013 dengan dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran bahan makanan yang memberi andil sebesar 1,79% sehingga menyebabkan laju inflasi tahun kalender mencapai 7,44%.

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan Syahruni mengatakan andil bahan  makanan didominasi oleh komoditas bawang merah, daging ayam ras, cabe rawit dan ikan. Kenaikan harga barang ini terjadi akibat momen Ramadan serta adanya dampak dari kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi (BBM) beberapa waktu lalu.

“Ada tiga kali kenaikan harga barang yang dilakukan oleh penjual yakni pada awal tahun, pasca kenaikan BBM pada Mei dan menjelang Ramadan kemarin sehingga terakumulasi,” ujarnya hari ini, Kamis (01/8/2013).

Selain kelompok bahan makanan, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga memberikan andil inflasi di atas 1% yakni sebesar 1,039%. Adapun sisanya, andil inflasi tercatat di bawah 1% seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,83%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,04%, kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08%, kelompok sandang sebesar 0,006% dan kelompok kesehatan 0,0007%.

Kendati demikian, laju inflasi bulanan di Balikpapan masih berada di bawah Samarinda yang mencapai 4,10% dan berada di atas Tarakan yang mencapai 2,91%. Hanya saja, akibat inflasi yang melonjak cukup tajam ini, laju inflasi secara tahunan (year on year) di Balikpapan mencapai 9,34%. Syahruni menyebutkan pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan strategis guna menekan laju inflasi yang mendekati dua digit tersebut.

“Misalnya dengan peningkatan sosialisasi penggunaan makanan beku atau yang telah diawetkan untuk konsumsi sehari-hari sehingga demand makanan segar dapat ditekan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper