Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menargetkan penerbitan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap III sebesar Rp1,2 triliun pada Agustus 2013.
Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan target penyaluran obligasi pada tahun ini direncanakan sebesar Rp2,3 triliun.
"Kami akan lihat pasar [dalam menerbitkan obligasi selanjutnya], apakah [sisa obligasi] akan diterbitkan sekaligus dua kali atau bagaimana," katanya seusai pemaparan kinerja SMF semester I/2013, Rabu (24/7/2013).
SMF baru menerbitkan obligasi pada periode tersebut karena menunggu kondisi pasar stabil. Saat ini kupon obligasi masih terbilang tinggi mengingat adanya pengaruh inflasi. "Semua investor masih wait and see," katanya.
Pada Maret 2013, perseroan telah menerbitkan obligasi PUB II Tahap II sebesar Rp1,119 triliun. Penerbitan obligasi PUB II diawali dengan penerbitan obligasi PUB II Tahap I sebesar Rp750 miliar pada Desember 2012.
Menurutnya, penerbitan obligasi bertujuan mengganti ekuitas yang telah digunakan untuk kegiatan usaha perseroan. Saat ini, SMF mengalirkan dana kepada 11 penyalur KPR dalam bentuk sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.
Mitra yang memanfaatkan dana dari SMF antara lain PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat), PT Bank Syariah Mandiri Tbk, dan sebagainya.
Pada semester I/2013, SMF mencatat pertumbuhan penyaluran pinjaman 39% menjadi Rp5,12 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp3,68 triliun. Pertumbuhan tersebut didukung dengan sikap selektif perusahaan dalam penyaluran pinjaman sehingga tidak ada kredit macet atau NPL.
Adapun aset SMF tumbuh 16,72% dari Rp5,74 triliun pada semester I/2012 menjadi Rp6,7 triliun pada semester I/2013. Ekuitas perseroan pada semester I/2013 tercatat Rp2,72 triliun atau naik 5,64% dari periode yang sama tahun lalu Rp2,58 triliun.
Jumlah pendapatan perseroan pada semester I/2013 Rp264 miliar atau meningkat 25,64% dari periode sama tahun sebelumnya Rp210 miliar.
Raharjo melihat kondisi kinerja semester II/2013 akan lebih berat mengingat adanya kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate dan harga rumah.