Bisnis.com, JAKARTA : Kurang dari 10% air limbah perkotaan di Vietnam yang ditangani secara memadai. Kebanyakan rumah tangga perkotaan menggunakan secara buruk septic tank atau hanya menangani sebagian limbah di satu kawasan, dan yang jelas dapat mencemari sumber daya air tawar.
Sebuah studi sumber daya air pada 2009 menemukan bahwa keamanan pasokan air di beberapa daerah aliran sungai yang beresiko terkena limbah tidak ditangani, termasuk limbah domestik dan limbah industri.
Asia Development Bank (ADB) mengungkapakan populasi perkotaan yang berkembang pesat mendorong pemerintah untuk berinvestasi dalam jumlah besar dalam penanganan air limbah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga terhadap pencemaran sumber daya air tawar.
Pemerintah berencana menghubungkan 70% dari penduduk perkotaan, atau sekitar 35 juta orang, ke pusat pengumpulan air limbah dan sistem pengolahan pada 2025. Namun, saat ini hanya 2,5 juta orang yang terlayani, demikian ADB dalam dokumen Asia Development Outlook 2013.
Biaya rata-rata per kapita untuk layanan sistem air limbah baru dengan perawatan yang memadai adalah US$ 200 - US$ 600, dan pemerintah perlu berinvestasi US$ 6,4 miliar- US$ 20,0 miliar selama 12 tahun untuk memenuhi target itu.
Menurut ADB, tanggung jawab atas infrastruktur perkotaan terletak pada pemerintah daerah, tetapi mereka umumnya tidak memiliki kapasitas keuangan atau kemampuan teknis pengelolaan skala, kompleksitas, dan biaya program lingkungan.
Banyak pengelolaan air limbah tidak siap untuk beroperasi dengan prinsip komersial atau menarik pembiayaan swasta. Mereka juga tidak memiliki akses ke pasar modal. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas dibutuhkan untuk implementsi sistem manajemen air limbah kota pada skala besar.
Sementara itu fasilitas pengolahan air limbah baru telah dibangun, tinjauan kinerja terbaru menemukan bahwa undang-undang dan peraturan yang mengatur proyek-proyek perlu diubah untuk memastikan sumber daya keuangan yang terbatas diarahkan ke daerah-daerah prioritas tinggi.
Beberapa investasi telah terjebak pada pilihan sistem pengobatan mahal atau kebutuhan energi yang tinggi. Pelaksanaan dari sistem saluran pembuangan baru tidak menjangkau kawasan miskin dan gagal meningkatkan kesehatan lingkungan.
Melihat lebih jauh ke depan, pemerintah bisa menambah dana publik dengan menarik investasi swasta ke pengelolaan air limbah. Hal ini memerlukan kejelasan tentang kepemilikan aset, informasi terpercaya mengenai infrastruktur, kejelasan tanggung jawab untuk operasi dan pemeliharaan, rekening dan prosedur yang konsisten dengan standar internasional, dan pelaksanaan tepat waktu dan penegakan tarif air dan limbah untuk memastikan setidaknya biaya pemulihan.