Bisnis.com, DENPASAR—Dinas Pekerjaan Umum Bali menilai Bali perlu mempercepat penggunaan energi alternatif dengan mendorong lebih banyak rumah tangga di Bali untuk menggunakan biogas di bawah proyek Rumah Biogas (BIRU).
Putu Agus Budiana, Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pekerjaan Umum Bali, mengatakan bahwa perlu adanya kontribusi dari pemerintah secara keuangan untuk pembuatan program BIRU seperti yang sudah berhasil diterapkan di Lombok yang mencapai hingga 1.000 unit.
“Di Lombok sudah terbukti efektif, pemerintah tidak memberikan secara gratis untuk membuat BIRU, tetapi hanya berkontribusi sehingga masyarakat juga ikut andil di dalamnya, sehingga ada rasa memiliki,” katanya, Senin (8/7/2013).
Selama ini, lanjutnya, pemerintah Bali juga melakukan proyek biogas di bawah program yang disebut sistem pertanian terpadu (simantri) dengan memberikan prosesor fiber glass biogas ke sejumlah petani dan peternak secara gratis.
"Tetapi untuk memproduksi biogas dengan prosesor fiber glass belum terbukti efektif. Itu sebabnya kami akan pertimbangkan untuk mengganti dengan proyek BIRU,” ujarnya.
Jadi, baik pemerintah, masyarakat dan proyek BIRU saling berkontribusi dalam pembuatan biogas yang diolah dari limbah ternak menjadi gas yang ramah lingkungan sehingga rasa memiliki dari masyarakat ada.
“Karena sangat berbeda jika diberikan bantuan secara gratis, kebanyakan mereka banyak yang tidak mengerti menggunakannya dan rasa tanggung jawab sedikit.”
Sementara itu, I Gde Suarja, Koordinator Provinsi Bali Biogas Rumah (BIRU), mengatakan selama ini bantuan biogas dari pemerintah melalui Simantri dengan model fiber banyak yang tidak tepat sasaran.
Untuk itu, lanjutnya, diharapkan pemerintah atau instansi terkait dapat melibatkan YRE untuk tidak memberikan bantuan secara gratis tetapi dalam bentuk pembiayaan bersama (cost sharing) sehingga pengguna masyarakat juga ikut berkontribusi.