BISNIS.COM, JAKARTA--Indonesia memiliki banyak hal untuk mencegah dan mengatasi kebakaran lahan dan hutan, tetapi baru dikerahkan setelah kondisi kebaran sudah parah.
Anggota Komisi IV DPR Habib Nabiel Almusawa mengatakan Indonesia memiliki segala hal untuk mencegah dan mengatasi kebakaran lahan dan hutan.
Seperti tim pemadam api Manggala Agni, teknologi rekayasa hujan, bom air, armada pesawat pemadam kebakaran yang terdiri dari tujuh Hercules C-130, CN-235 dan CN-295 serta ribuan satuan tugas pemadam kebakaran.
"Namun sayang segala yang kita miliki itu baru dikerahkan setelah kondisi kebakaran lahan dan hutan demikian parah. Dalam kondisi yang parah seperti saat ini jelas penanggulangannya berlangsung lebih lama," paparnya menanggapi penanggulangan kebakaran dan dampaknya di Provinsi Riau dan sekitarnya, Rabu (26/6/2013).
Kebakaran lahan dan hutan telah memproduksi asap yang sangat mengganggu berbagai sektor kehidupan di dalam dan luar negeri. Asap tebal telah mengakibatkan penerbangan dibatalkan, sekolah diliburkan, kunjungan wisata berkurang, pengungsian warga, terbakarnya kebun sawit dan hutan tanaman produktif, ketegangan diplomatik dengan negara tetangga dan sebagainya. ”Kerugiannya tidak ternilai."
Dia menuturkan peristiwa kebakaran lahan dan hutan di Sumatera bukan kali ini saja, sebelumnya sudah berkali-kali. Di sisi lain kita juga punya segalanya untuk mencegah dan menanggulangi secara cepat kebakaran tersebut. Tetapi, kebakaran hebat tetap saja terjadi.
Ke depan, menurutnya, perlu ada pejabat selain presiden yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengerahkan semua yang dimiliki itu.
Pejabat tersebut diberikan wewenang melakukan koordinasi lintas kementerian dan lintas negara untuk mengambil data areal hutan, perusahaan-perusahaan swasta baik asing maupun nasional yang terlibat, dan mengerahkan fasilitas yang ada yang tersebar di berbagai angkatan seperti helikopter dan lain-lain untuk segera memadamkan api. Pengerahannya bisa bertahap dan bisa juga sekaligus, tergantung skala kebakarannya.
”Di negara seperti Amerika, kasus yang seperti ini langsung dipantau realtime oleh Presiden. Semua personil dilibatkan seperti Ranger, Tim SAR, bahkan FBI. Tetapi di negeri kita, jika bicara lintas kementerian, pasti lamban dan memble", katanya.