Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK DKI Yakin Salurkan 20% Kredit ke Sektor UMKM

BISNIS.COM, JAKARTA—Bank DKI optimistis penyaluran kredit sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar 20% dari total portfolio kredit perseroan.

BISNIS.COM, JAKARTA—Bank DKI optimistis penyaluran kredit sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar 20% dari total portfolio kredit perseroan.

Hal itu dilakukan seiring akan diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang dimana pelaku usaha domestik harus mampu bertahan dari serbuan produk luar negeri.

Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan Bank Indonesa juga mendorong agar perbankan nasional dapat mengarahkan penyaluran kreditnya 20% ke sekor UMKM.

“Kami pribadi optimis dapat memenuh [kebijakan] itu, sebagai komitmen kami dalam mendukung pengembangan sektor mikro kecil,” katanya dalam siaran pers, Senin (24/6/2013).

Bank DKI menyediakan beragam produk kredit khusus bagi sektor UMKM, seperti Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) Monas, Kredit Pundi Monas, Monas 25, Monas 75 dan Monas 500.

Bank milik Pemprov DKI itu juga turut dalam program penyaluran Kredit Usaha  Rakyat (KUR) di wilayah Ibu Kota. Pilihan untuk fokus di sektor UMKM tersebut sekaligus dilakukan guna meningkatkan peran intermediasi bank yang tercermin dari melonjaknya loan to deposit ratio (LDR).

“Meski kami cukup massif dalam menggenjot kredit ke UMKM, risiko kredit macet (non performing loan/NPL) tetap terjaga ditopang oleh kondisi perekonomian DKI Jakarta yang masih kuat,” tutur Eko.

Secara umum, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2012 bertumbuh 6,5% yang didukung oleh tingginya pertumbuhan konsumsi baik dari rumah tangga maupun pemerintah.

Hal tersebut diyakini Eko dapat menjadi landasan kuat bagi pelaku usaha, termasuk pelaku usaha UMKM, dalam meningkatkan daya saingnya saat kebijakan MEA benar-benar diberlakukan.

Sementara itu, pakar ekonomi Aviliani mendukung upaya BI dalam mendorong perbankan nasional dalam mengarahkan penyaluran kreditnya ke sektor UMKM.

Namun, Aviliani berharap perbankan tidak serta merta mengubah kebijakan bisnisnya dengan tiba-tiba masuk sektor UMKM, melainkan secara bertahap demi meminimalisasi risiko kredit macet (nonperforming loan/NPL) yang tinggi lantaran belum memahami karakteristik bisnis kredit UMKM.

“Nanti kan ketika bank-bank semua berlomba masuk ke sektor UMKM, perlu diperhatikan juga NPL-nya. Ini memungkinkan karena pasar UMKM sejauh ini masih cukup menjanjikan. Jika sudah tahu karakteristiknya, apalagi diberi sejumlah insentif oleh BI, pasti banyak bank yang tertarik,” ujar Aviliani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper