Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1.470 Kapal Nelayan di Tanjung Jabung Akan Gunakan LPG

BISNIS.COM, JAKARTA-- Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi menargetkan sekitar 1.470 kapal motor nelayan yang menggunakan solar diganti dengan liquefied petroleum gas (LPG).Alokasi dana untuk gas tersebut berasal dari Petro China sebesar Rp5

BISNIS.COM, JAKARTA-- Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi menargetkan sekitar 1.470 kapal motor nelayan yang menggunakan solar diganti dengan liquefied petroleum gas (LPG).

Alokasi dana untuk gas tersebut berasal dari Petro China sebesar Rp5 miliar yang dialokasikan untuk Corporate Social Responsibility (CSR). Peluncuran penggunaan CNG tersebut akan dilakukan Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Barat pada awal Juli.

"Bahan bakar di seluruh jumlah kapal itu [1.470] akan kami ganti dengan gas nanti, sehingga biaya bahan bakan akan jauh berkurang 70%," ujar Usman Ermulan, Bupati Tanjung Jabung Barat, di Jakarta, Selasa (18/6).

Penunjang penggerak bahan bakar gas, yaitu konverter kit akan dibagikan melalui koperasi. Akses tersebut akan difasilitasi oleh badan usaha milik daerah yang menjual alat tersebut. Pemerintah Tanjung Jabung untuk sementara akan menerima konverter kit dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebanyak 300 unit. Selain itu, tambahan juga di dapat dari Petro China sebanyak 20 unit beserta mesin. Sedangkan dari Pemda Tanjung Jabung sendiri akan memberikan 200 unit.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi mengatakan pemerintah akan menyediakan 2 juta kilo liter gas untuk nelayan. Untuk nilai ekonomisnya, pihaknya masih dalam tahapan menghitung. Jika dibandingkan dengan solar yang hanya cukup untuk sehari, pemakaian LPG diperkirakan 1 tabung untuk 2 hari.

"1 tabung untuk 2 hari, yang jelas akan berbeda antara kapal yang memakai solar dan kapal yang memakai LPG," ujarnya.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) untuk pengisian ulang tabung 3 kg akan berupa online dan mobile. Hal ini tergantung dengan lokasi SPBG mana yang akan dibangun. Jaminan pasokan gas sudah diminta oleh pemda, tetapi mereka belum juga belum menghitunh sistematis dengan jumlah konverter kit.

Selama ini, nelayan bergantung dengan bahan bakar minyak berupa solar untuk melaut. Saat konversi energi disosialisasikan, masih banyak nelayan yang skeptis terhadap pergantian ini karena isu bahaya tabung gas LPG yang sering meledak.

Hal itu ditepis oleh anggota Tim percepatan Pengembangan EBET dan Konversi BBM ke BBG Gembong Primadjaja. Menurutnya, tidak ada tabung yang meledak. Ledakan berasal dari gas yang terperangkap dalam ruang tertutup.

"Tabung tidak ada yg meledak, jadi, dipakai di udara terbuka itu sangat aman," katanya.

Untuk digunakan nelaya, LPG yanh digunakan sekitar 8 bar. Sedangkan titik ledak ada pada 700 bar. Karena penggunaan LPG untuk nelayan di tempat terbuka, justru tak akan ada gas terperangkap yang bisa meledak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper