Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perangi Malnutrisi, Uni Eropa Kucurkan US$4,6 Miliar

BISNIS.COM, JAKARTA – Uni Eropa akan mengalokasikan dana sebesar €3,5 miliar, setara US$4,6 miliar, selama 7 tahun mendatang untuk memerangi malnutrisi di negara-negara berkembang.

BISNIS.COM, JAKARTA – Uni Eropa akan mengalokasikan dana sebesar €3,5 miliar, setara US$4,6 miliar, selama 7 tahun mendatang untuk memerangi malnutrisi di negara-negara berkembang.

Donasi tersebut merupakan donasi terbesar Uni Eropa dalam menangani kondisi kekurangan gizi. Uni Eropa semakin banyak menggabungkan upaya bantuan kemanusiaan dan pembangunan untuk membantu banyak negara menjadi lebih baik dalam mempersiapkan guncangan yang datang tiba-tiba. Misal, program kesehatan agar orang tidak lagi rentan kekurangan gizi.

Dana sebesar €3,5 miliar tersebut akan digunakan untuk program kesehatan dan investasi pertanian, air, dan edukasi dalam mengembangkan akses orang terhadap makanan sehat. Andris Piebalgs, EU Development Commissioner, mengatakan dirinya tidak paham bahwa di era revolusi teknologi saat ini, sebanyak 870 juta orang masih kelaparan dan kekurangan gizi. Lebih dari 3 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat kelaparan dan kekurangan gizi.

"Kami memiliki cara untuk menghentikan tragedi ini," ucap Piebalgs seperti dikutip Reuters, Jumat (7/6/2013).

Studi yang dirilis di jurnal Inggris, Lancet, pada Selasa menyatakan ada bukti baru bahwa 45% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun disebabkan oleh malnutrisi.

"Tingkat investasi bisa benar-benar tranformasional. Uni Eropa berada di garis depan dalam mengenali strategi penanggulangan kurang gizi," kata Eloise Todd dari kelompok bantuan kemanusiaan ONE.

Menurutnya, pendonor lain sebaiknya mengikuti prakarsa Komisi dan mengajukan dana untuk mengatasi momok kurang gizi dan pengerdilan. Janji Uni Eropa untuk mengucurkan dana perang malnutrisi akan dilakukan secara resmi pada konferensi internasional tentang gizi di London pada Sabtu. Dukungan akan ditujukan pada 50 negara, 40 di antaranya Afrika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lahyanto Nadie
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper