Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBANGUNAN DAERAH: Industri di Dumai Terhambat Persoalan Infrastruktur

BISNIS.COM, DUMAI--Perkembangan industri di Kota Dumai Riau masih terhambat oleh persoalan infrastruktur transportasi.

BISNIS.COM, DUMAI--Perkembangan industri di Kota Dumai Riau masih terhambat oleh persoalan infrastruktur transportasi.

Walikota Dumai Khairul Anwar mengatakan letak strategis Dumai belum ditunjang infrastruktur yang memadai, sehingga membebani ongkos produksi.

"Riau merupakan salah satu penghasil minyak dan gas dan kelapa sawit terbesar di Indonesia, sementara Dumai adalah jalur keluar-masuknya barang. Harusnya hal tersebut ditunjang infrastruktur yang memadai," ujarnya, Rabu (29/5/2013).

Khairul menambahkan industri di Dumai tumbuh pesat beberapa tahun belakangan. Hal tersebut tampak dari investasi yang dilakukan beberapa perusahaan beberapa tahun belakangan.

Data Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Dumai menyebut 10 perusahaan telah menginvestasikan dana senilai Rp6,09 triliun pada periode 2005--2012. Selain itu, terdapat 17 proyek pembangunan senilai Rp11,81 triliun yang direncanakan beroperasi tahun ini.

Di sisi lain, data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai menyebut ekspor ke 57 negara dilakukan melalui berbagai pelabuhan di Dumai tahun lalu. Pada 2012 tercatat volume ekspor yang keluar melalui Dumai mencapai 9,21 miliar ton, dengan nilai menembus US$7,99 miliar.

"Dengan jumlah ekspor sebesar itu, sudah seharusnya Dumai memiliki pelabuhan kontainer yang memadai. Saat ini, hanya ada 1 pelabuhan kontainer yang dimiliki oleh PT Pelindo I cabang Dumai," jelasnya.

Khairul mengatakan pihaknya telah mengajukan  usulan kepada pemerintah pusat untuk membangun pelabuhan kontainer baru di lahan seluas 70 hektare. Lahan tersebut, lanjutnya, dimiliki oleh Pemerintah Kota Dumai dan terletak di Kecamatan Pelintung. 

Meski demikian, pembangunan pelabuhan kontainer hanya bisa dilakukan dengan dukungan dana pemerintah pusat. Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak mampu membiayai pembangunan tersebut.

"Kamu sudah sampaikan DED (Detail Engineering Design)-nya ke pemerintah pusat. Kebutuhan dananya sekitar Rp700 miliar, jadi tidak mungkin kalau menggunakan APBD," ungkapnya.

Selain pembangunan pelabuhan kontainer, Khairul juga menginginkan agar bandar udara Pinang Kampay bisa digunakan sebagai lapangan terbang komersial. Menurutnya, waktu tempuh perjalanan darat Pekanbaru-Dumai yang mencapai 6-7 jam kerap dikeluhkan para investor yang berminat menanamkan modalnya di Dumai.

Usulan pemanfaatan bandara Pinang Kampay, lanjutnya, telah diajukan kepada Menteri Perhubungan dan Direktur Pertamina sejak beberapa bulan lalu. Namun, hal tersebut belum mendapat respon positif dari keduanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Kholikul Alim
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper