BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Kamis (23/5/2013), menyoroti soal postur APBN Perubahan 2013 yang dinilai realistis di samping persoalan azas resiprokal dalam bisnis perbankan, dan isu turunnya harga komoditas global.
APBN-P 2013 Lebih Realistis: Bisa Menjaga Kepercayaan Pelaku Ekonomi
Perubahan asumsi dan postur APBN Perubahan 2013 lebih realistis. Ini tidak sebatas menyangkut kesehatan fiskal, tetapi juga bakal berimplikasi mendongkrak kepercayaan pasar sehingga investasi tumbuh (Kompas)
Singapura Membuka Pintu Bagi Bank Lokal
Bank BUMN berharap leluasa membuka cabang, ATM dan menggarap ritel. Akhirnya, Monetary of Authority Singapore (MAS) memberikan jawaban atas permintaan Bank Indonesia . Bank sentral negeri jiran itu berjanji untuk menerapkan azas resiprokal dengan membuka pasarnya untuk bank Indonesia. (KONTAN).
BI Mirip “Jongos” Singapura dan Malaysia
MEA muluskan asing kuasai perbankan Indonesia. Malaysia dan Singapura akan berbagi kapling menguasai industri keuangan dan perbankan di Indonesia. Bank Indonesia yang mengatur regulasi perbankan di Tanah Air, kian memuluskan ekspansi dua negara penguasa bisnis keuangan Asean itu di Indonesia lewat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ibaratnya BI adalah “Jongos” Singapura dan Malaysia” (Neraca).
Pascapenaikan Harga BBM Pun, Subsidi Energi Bengkak Rp35,2 T
Meski harga BBM bersubsidi dan tarif listrik dinaikkan tahun ini, subsidi energi tetap membengkak Rp35,2 triliun, dari Rp274,7 triliun menjadi Rp309,9 triliun, sedangkan subsidi listrik naik menjadi Rp100 triliun. Selain itu, pemerintah menyiapkan kompensasi penaikan harga BBM senilai Rp30,1 triliun (Investor Daily)
Harga Komoditas Tertekan
Penurunan harga rata-rata tertinggi terjadi pada komoditas batu bara di Bursa Newcastle, turun 19% menjadi US$90,4 per ton. Mayoritas harga komoditas utama di dunia mengalami koreksi karena mengalami perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi produksi manufaktur dan konsumsi energi. Berasarkan data Bloomberg, harga rata-rata komoditas secara year to date hingga 21 Mei 2013 lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2012 (Indonesia Finance Today).