Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU MALAYSIA: Najib Pangkas Etnis China di Kabinet

BISNIS.COM, JAKARTA—Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengisi anggota kabinetnya dengan para tokoh partai sebagai bentuk uji kepemimpinan, setelah dukungan dari kalangan etnis China merosot pada pemilu lalu.

BISNIS.COM, JAKARTA—Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengisi anggota kabinetnya dengan para tokoh partai sebagai bentuk uji kepemimpinan, setelah dukungan dari kalangan etnis China merosot pada pemilu lalu.

Merosotnya dukungan dari mitra koalisi yang berasal dari kalangan etnis China tersebut membuat kemenangan koalisi partainya tercatat paling tipis dari kelompok oposisi sejak negara tersebut merdeka.

Najib menempatkan para petinggi dari Organisasi Melayu Bersatu (UMNO) di kabinetnya untuk posisi kunci untuk persiapan pemilu partai pada akhir tahun ini. Strategi itu diduga dilakukan untuk mempertahankan jabatan perdana menteri.

Dia juga memberikan jabatan kepada para pimpinan bank terkemuka, kelompok antikorupsi dan kelompok hak azasi manusia kalangan Hindu. Dua dari anggota kabinetnya berasal dari etnis China meski sebelumnya terdapat belasan orang.

“Susunan kabinet menunjukkan perdana menteri sangat perhatian untuk mempertahankan kepemimpinannya di pemerintahan maupun di UMNO,” ujar Edmund

Terence Gomez, seorang professor dari University of Malaya Kuala Lumpur. "Saya tidak melihat gerakan apapun untuk mengarah pada rekonsiliasi maupun transformasi dan  inklusifitas di kabinet," ujarnya.

Koalisi pimpinan Najib memenangkan pemilu pada 5 Mei lalu setelah kehilangan mayoritas pada popular vote untuk pertama kalinya sejak 1969 akibat berkurangnya dukungan kalangan etnis China.

Selain terjadi perpecahan etnis, pemerintahannya menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi turun 5% untuk pertama kali dalam tujuh triwulan.
 

“Pemulihan di sektor ekspor relatif lemah dan akan ditentukan oleh pemulihan pertumbuhan di negara maju, ujar Ho Woei Chen, ekonom dari United Overseas Bank Ltd. (UOB) kemarin sebelum data tersebut diungkapkan.

Namun demikian, dia menyebutkan tingkat konsumsi dan investasi akan tetap kuat di Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper