BISNIS.COM, LOS ANGELES—Standard & Poor’s mendesak pengadilan federal agar tidak melanjutkan gugatan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) yang menuduh lembaga pemeringkat internasional itu melakukan penipuan saat memeringkat sekuritisasi beragun hipotek.
Dalam berkas yang diserahkan kepada pengadilan federal di California pada Senin (22/4) waktu setempat, S&P mengatakan pemerintah pilih kasih karena hanya menggugat perseroan atas pemeringkatan efek tersebut.
Menurut S&P, peringkat yang diberikan terhadap efek yang dipermasalahkan pemerintah tersebut identik dengan peringkat dari lembaga lain, seperti Fitch Ratings dan Moody’s Investor Service.
“Masalahnya adalah ketidakmampuan S&P, bersama dengan Federal Reserve, Kementerian Keuangan, dan pelaku pasar lainnya, dalam memprediksi bencana terbesar sejak the Great Depression itu, tapi itu bukan penipuan,” kata perseroan dalam berkas tersebut.
Pemerintah AS pada 4 Februari 2013 menyampaikan menggugat S&P atas tuduhan dengan sengaja melakukan penipuan terhadap investor dalam pemeringkatan sekuritisasi beragun hipotek rumah tinggal dan obligasi lain yang dijamin oleh efek tersebut.
Departemen Kehakiman mengatakan pemerintah meminta ganti rugi sebesar US$5 miliar lebih sebagai denda terhadap S&P. Menurut pemerintah, S&P telah berbohong saat menyatakan pemeringkatan yang dilakukan bebas dari konflik kepentingan.
Menurut John Hueston, mantan jaksa penuntut federal yang kini bekerja di Irell & Manella LLP di Los Angeles, mengatakan S&P tidak dapat meminta pemberhentian proses hukum atas gugatan tersebut. (if)