BISNIS.COM, BALIKPAPAN--Investor asal Amerika Serikat menjajaki peluang untuk membangun pabrik pengolahan batubara menjadi etanol, metanol, acetic acid dan syngas dengan kebutuhan lahan seluas 100 hektar.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyebutkan investor tersebut diarahkan pemerintah pusat untuk melihat lokasi di Balikpapan yang memiliki Kawasan Industri Kariangau (KIK).
Lokasi yang dekat dengan bahan baku berupa batubara menjadi salah satu pertimbangan yang mendasari penunjukan Balikpapan sebagai lokasi pembangunan pabrik yang diklaim pertama di Indonesia ini.
“Ada beberapa alternatif pilihan lahan yang bisa dipilih investor yakni milik pemerintah, swasta atau masyarakat. Tergantung pada ketertarikan dan kecocokan lokasi,” ujar Rizal seusai menggelar pertemuan tertutup dengan investor asal Amerika Serikat tersebut, Jumat (12/4/2013).
Teknologi yang ditawarkan oleh investor ini diklaim menggunakan teknologi baru yang ramah lingkungan. Selain itu, pemanfaatan bahan baku batubara berkalori rendah juga akan menguntungkan bagi pengusaha batubara yang kesulitan menjualnya.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Balikpapan Yosmianto mengatakan pemerintah kota memiliki lahan seluas yang dibutuhkan untuk dibangun pabrik tersebut.
Pihaknya mengakui sudah menawarkan lahan tersebut apabila investor memang benar berminat.
“Tapi tergantung dari investornya karena yang menentukan cocok tidaknya kan dari sana [investor],” katanya.
Apabila lahan pemerintah yang dipilih, mekanisme kerja sama tentu akan dipersiapkan seperti melalui built, operated and transferred (BOT) atau skema lain yang mungkin untuk dilakukan.
Namun, dirinya enggan mengomentari lebih jauh karena hal ini masih dalam tahap penjajakan awal.
Pembangunan fisik pabrik paling cepat akan bisa direalisasikan pada 2014 apabila yang digunakan lahan pemerintah karena investor tidak perlu membebaskan lahan.
Realisasi pembangunan pabrik ini akan sangat menguntungkan Balikpapan karena akan menambah ketersediaan lapangan pekerjaan.
Sayangnya, perwakilan investor yang hadir dalam pertemuan tersebut enggan merinci secara detail mengenai rencana tersebut, termasuk nama perusahaan yang akan masuk untuk berinvestasi.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Balikpapan Nining Surtiningsih juga mengaku masih belum mengetahui detail informasi mengenai rencana ini.
Dia hanya menyebutkan pihak investor masih melihat kesesuaian lokasi untuk pabrik di lapangan. (wde)