BISNIS.COM, MEDAN-–Kredit perbankan untuk kegiatan perdagangan internasional di Sumatra Utara pada Januari ini mencapai Rp6,9 triliun.
Angka tersebut mengalami pertumbuhan 5,63% dibandingkan pencapaian bulan sebelumnya Rp6,53 triliun.
Deputi Direktur Divisi Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Wilayah IX Mikael Budisatrio mengatakan peningkatan kredit ekspor tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Desember yang sempat minus 4,96% dari bulan November yang berada diangka Rp6,88 triliun.
“Kredit transkasi ekspor Sumut terus menunjukan trend peningkatan yang pada Januari ini meningkat 5,63% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya,” ujarnya Senin (11/2/2013).
Kenaikan kedit tersebut seiring juga dengan semakin membaiknya harga komoditas unggulan di Sumut yakni minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan karet.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia Wilayah IX, harga cpo pada Januari ini meningkat 8,31% dibandingkan bulan sebelumnya yakni dari US$679/metric ton menjadi US$735,56/metrik ton.
Begitu pula dengan harga karet yang pada Januari lalu mencapai US$324.78 cent/kg atau naik 6,97% dari harga di bulan Desember US$303.62 cent/kg.
Selain itu, nilai ekspor di Sumut pun terus menunjukan nilai yang pada Januari mencapai US$847,37 juta, menanjak 0,92% atau US$7,69 juta dibandingkan perolehan bulan sebelumnya US$839,68 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik Suharno mengatakan peningkatan tersebut terutama ditopang oleh komoditas eskpor lemak dan minyak hewan/nabati atau crude palm oil (CPO) dan karet yang mengalami kenaikan masing-masing 8,32% dan 6,48%.
Keduanya menyumbang 67,4% dari total nilai ekspor di Sumut pada Januari lalu yakni minyak sawit sebesar US$389,18 juta atau 45%, sementara karet berkontribusi sebesar US$181,94 juta atau 21,47%.
“Pada Januari ini, nilai ekspor untuk dua komoditas utama yakni karet dan minyak sawit mulai membaik sehingga menyebabkan ekspor di Sumut bertumbuh 0,92% dari bulan sebelumnya,” ujarnya. (ra)
