JAKARTA—Mundurnya sejumlah anggota DPR menjelang proses pendaftaran calon anggota legislatif (caleg) untuk Pemilu 2014, merupakan langkah tak terpuji karena mereka dinilai lebih mementingkan diri mereka ketimbang rakyat sebagai pemangku kepentingan.
Demikian dikemukakan Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Thohari menanggapi dinamika politik yang menarik perhatian publik tersebut. Hajriyanto menyayangkan tindakan itu dilakukan setelah mereka duduk di Senayan lebih dari dua tahun sehingga motivasi pengunduran diri tersebut perlu dipertanyakan.
“Pengunduran diri ini merupakan tindakan yang tak elok, mementingkan diri dan partai ketimbang masyarakat pemilih. Apalagi terjadi di lembaga politik paling strategis,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (15/2/2013).
Menurut Hajriyanto, tindakan tidak bertanggung jawab pada pemilih tersebut akan semakin melemahkan citra DPR di mata publik. Pasalnya, DPR hanya dijadikan batu loncatan untuk mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan, bukan untuk pengabdian pada rakyat.
“Tindakan ini (pengunduran diri) pada akhirnya akan membuat DPR tidak pernah menjadi lembaga yang benar-benar tangguh,” ujarnya. Politisi Partai Golkar itu menjelaskan bahwa di tengah era demokrasi ini justru para anggota DPR harus menunjukkan tanggungjawabnya yang tinggi kepada publik. Alasannya, melalui pemilihan langsung mereka telah dipercaya sebagai pembawa aspirasi rakyat.
Kalau di zaman Orde Baru dulu DPR sering disebut sekedar lembaga ‘yes men’ dan ‘rubber stamp,’ ujar Hajriyanto, seharusnya di era demokrasi ini lembaga tersebut sudah harus jadi lembaga yang tangguh. Kalau lembaga DPR menjadi kuat maka kelompok masyarakat yang berani, bersih dan unggul akan tertarik menjadi anggota DPR.
“Mereka mundur lalu jadi bupati, gubernur dan jabatan lainnya. Kalau begitu DPR hanya sebagai batu loncatan untuk mencari jabatan yang lebih menjanjikan,” ujarnya.
Dalam beberapa bulan terakhir sejumlah anggota DPR menyatakan mundur dengan berbagai alasan. Politisi Partai Hanura, Akbar Faizal menyatakan mundur dari Senayan karena ingin menata karir politiknya. Akbar merupakan salah seorang deklarator berdirinya Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) yang akhirnya menjelma jadi parpol peserta pemilu.
Mundurnya Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Edhie ‘Ibas’ Baskoro dari DPR membuat banyak pihak berspekulasi mengenai apa yang terjadi dengan putra kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. Apalagi, alasan Ibas adalah ingin fokus dengan partai dan keluarganya.
Alasan ini cenderung sulit diterima dan dinilai terlambat oleh sejumlah pengamat. Pasalnya, Ibas sudah merangkap jabatan anggota legislatif dan Sekjen Partai Demokrat selama beberapa tahun.
Sebelumnya, politisi Partai Golkar, Jeffire Geovanie juga keluar dari Gedung DPR dan selanjutnya berkarir di Partai Nasdem.(msb)