Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LSI: Publik Khawatir Menteri Tidak Fokus Bekerja

Persepsi Publik terhadap Kinerja Menteri 2013

Persepsi Publik terhadap Kinerja Menteri 2013

Persepsi

Porsi

Khawatir tak lagi fokus jalankan tugas

86,35%

Tak merasa khawatir dengan kinerja menteri

10,79%

Tak tahu atau tidak menjawab

2,86%

Total 1.200 responden

100,0%

Sumber:LSI

JAKARTA—Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan sebagian masyarakat khawatir para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II tidak lagi fokus menjalankan tugasnya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 22-25 Januari 2013 terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia, sebanyak 86,35% masyarakat cukup dan sangat khawatir para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II tidak lagi fokus menjalankan tugasnya. 

Peneliti LSI Ardian Sopa menuturkan dari hasil survei menunjukkan 86,35% masyarakat khawatir menteri tidak bekerja secara sungguh-sungguh.

"Setahun ke depan akan panas untuk memperebutkan pemilu yang akan datang. Mayoritas publik khawatir dengan kinerja kabinet saat ini," ujarnya saat konferensi pers Publik Makin Khawatir Dengan Kinerja Kabinet di Tahun Politik, Selasa (29/1/2013).

Hanya 10,79% publik yang menyatakan tidak khawatir terhadap kinerja menteri yang berasal dari partai politik dapat bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat dan bangsa.

Para responden itu disodorkan pertanyaan dengan semakin dekatnya pemilu 2014, apakah membuat merasa khawatir atau tidak khawatir terhadap kinerja menteri yang berasal dari parpol.

Sebanyak 2,86% dari responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Menurutnya, publik meyakini para menteri akan lebih fokus membantu partainya dalam menghadapi pemilu legislatif dan pemilu presiden daripada fokus bekerja sebagai pembantu presiden dan bekerja sebagai pelayan publik.

Ardian memaparkan fenomena serupa juga terjadi pada periode sebelumnya yaitu setahun menjelang pemilu, para menteri lebih sibuk menghadiri kegiaa partai, cuti kampanye, dan sebagian menjadi calon legislatif.

Dia menjelaskan metode sampling itu menggunakan multistage random sampling terhadap 1.200 responden melalui wawancara handset (quick poll). Margin of error (kemungkinan naik dan turun dari hasil penelitian itu), katanya, kurang lebih 2,9%.

Menurutnya, survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif seperti forum group discussion (FGD)  di 7 ibukota provinsi terbesar, wawancara mendalam, dan analisa media nasional. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper