Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JASA KEUANGAN: OJK Gandeng 11 Asosiasi Perangi Fraud

JAKARTA: Otoritas Jasa Keuangan bersama 11 asosiasi profesi bidang internal audit dan kepatuhan, risk manajemen, dan quality assurance (IARMQA) melakukan standarisasi SDM hingga profil resiko untuk menghindari timbulnya fraud atau penyimpangan lainnya. Anggota

JAKARTA: Otoritas Jasa Keuangan bersama 11 asosiasi profesi bidang internal audit dan kepatuhan, risk manajemen, dan quality assurance (IARMQA) melakukan standarisasi SDM hingga profil resiko untuk menghindari timbulnya fraud atau penyimpangan lainnya.
 
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Audit Ilya Avianti mengatakan OJK dan asosiasi berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan industri jasa keuangan yang sehat dan stabil.
 
"Pada saat ini OJK membutuhkan masukan terutama dari asosiasi. Apalagi saat ini infrastruktur industri jasa keuangan belum terintegrasi dan terstruktur," ujarnya, Senin (28/1/).
 
Saat ini, lanjutnya, OJK akan terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan asosiasi. Seiring dengan koordinasi tersebut, asosiasi akan menyampaikan hasil tersebut kepada anggotanya dari industri jasa keuangan.
 
Pada konsolidasi tersebut, terdapat beberapa masukan dari asosiasi terhadap OJK a.l seperti asosiasi profesi bidang IARMQA serta profesi pendukung menyepakati adanya penyusunan standar kompetensi termasuk kode etik.
 
“Ada juga masukan untuk membuat standarisasi profil resiko untuk setiap jenis industri jasa keuangan sesuai dengan kompleksitasnya, dan standarisasi kualitas SDM termasuk di bidang risk management oleh OJK,” tuturnya.
 
Dalam mencegah terjadinya fraud, OJK juga diharapkan membuat pusat basis data industri jasa keuangan terkait dengan track record kredibiitas dan integritas perusahaan baik dari industri keuangan, nasabah, pemilik hingga pengurus.
 
Direktur Information System Audit and Control Association (ISACA) Surdiyanto Suryodarmojo mengatakan pihaknya akan mendukung sepenuhnya OJK dalam membangun  sistem informasi yang terkait dengan sistem securitiy, tata kelola perusahaan hingga manajemen resiko.
 
“Saat ini memang, tiap perusahaan menggunakan sistem informasi masing-masing, namun apakah memang sistem informasi tersebut dapat menjalankan tata kelola informasi yang baik apa tidak,” ujarnya.(bas)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper