DUBAI: Irak melompat ke posisi ke-2 dalam peringkat OPEC tahun ini sehingga memperkokoh posisinya di antara produsen minyak terdepan di dunia, Sabtu (29/12).Hal tersebut terjadi karena tetangganya, Iran, anjlok tiga level ke posisi ke-5 karena mendapat sanksi internasional, sedangkan peringkat pertama Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) terbesar masih Arab Saudi.Berdasarkan Badan Energi Internasional, produksi Irak meningkat 24% tahun ini. BP Plc-led Rumaila-yang menangani produksi Irak, terus menggenjot pasokan minyaknya.Menurut data Bloomberg, produksi Iran anjlok dengan presentasi yang sama ke level terendahnya sejak 1988, sedangkan ekspornya akan terus menurun hingga 2013."Irak akan terus menggenjot prroduksi minyak sebanyak-banyaknya karena minyak akan tetap menjadi sumber utama pendapatan negara dalam beberapa tahun ke depan," kata Anas Alhajji, kepala ekonomi NGP Energy Capital Management LLC di Irving, Texas, yang mengelola dana US$13 miliar.Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Irak menjadi perekonomian tercepat kedua, yang menarik investasi dari Royal Dutch Shell Plc (RDSA) dan OAO Lukoil dalam 9 tahun sejak penggulingan Saddam Hussein.Sementara itu, Iran yang terhalang oleh sanksi larangan ekspor minyak dari Uni Eropa dan AS akan mengalami penurunan PDB tahun ini.Data Bloomberg sebelumnya melaporkan, produksi minyak Irak rata-rata 3,35 juta barel per hari bulan ini.Produksi harian Iran merosot ke 2,7 juta, kurang dari Venezuela dan Kuwait, yang masing-masing produsen terbesar ke-3 dan ke-4 di dalam OPEC.Berikut daftar ranking dari 12 negara anggota OPEC, berdasarkan tingkat produksi pada 31 Desember 2011 dan 30 November tahun ini. (Bloomberg/37/arh).