JAKARTA: WWF-Indonesia menggelar sebuah pagelaran kolosal musik dan teatrikal yang melibatkan lebih dari 200 penari, model, aktor dan aktris, penyanyi, musisi dari berbagai genre, serta tokoh konservasi yang tampil di atas satu panggung selama tiga hari berturut-turut, pada 21—23 Desember 2012.
Pagelaran yang bertajuk “Golden Path of Love–Persembahan Cinta untuk Bumi” ini dikemas berdasarkan naskah cerita yang merefleksikan perjalanan konservasi WWF di Indonesia selama 50 tahun dengan balutan musik, tari, dan teater yang menggugah.
Rangkaian acara perayaan ulang tahun emas WWF-Indonesia digelar di Selasar Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki sejak 16 Desember 2012 lalu.
Devy Suradji, Direktur Marketing WWF-Indonesia, menuturkan pagelaran kolosal ini merupakan hajatan yang pertama kali dilakukan oleh WWF di Indonesia dan bahkan di dunia.
Kegiatan ini diinspirasi oleh kerja keras WWF-Indonesia selama 50 tahun melakukan edukasi, konsultasi, dan implementasi kebijakan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.
WWF-Indonesia yakin misi pelestarian alam dapat dilakukan tidak hanya dengan terjun ke alam dan melakukan koservasi, tetapi juga dapat diekspresikan melalui seni sebagai media yang efektif untuk menginspirasi publik.
“Seluruh cerita yang kami coba tuturkan melalui pagelaran ini bersumber dari fakta dan kenyataan yang ada di lapangan, serta kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (23/12).
Pagelaran berdurasi 120 menit itu dituangkan dalam lima segmen penampilan. Masing-masing segmen menampilkan penggalan musik, drama, tari, foto, film, dan gelar busana.
Setiap elemen pagelaran tampak seolah dikreasi secara sadar sebagai medium ekspresi cinta terhadap kekayaan alam dan budaya nusantara, baik dari busana yang dikenakan, tata panggung, musik yang dilantunkan dan bahasa yang dituturkan, seluruhnya bertemakan alam.
“Budaya sebagai induk dari tingkah laku manusia harus terus tumbuh ke arah yang lebih baik dan memiliki semangat menjaga kekayaan alam yang ada saat ini demi kelangsungan kehidupan generasi masa depan,” tambah Devy. (arh)