Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEMENTAN: Produksi Padi Sulsel Harus Dipertahankan dan Ditingkatkan

PINRANG, Sulsel--Kementerian Pertanian meminta enam sentra produksi padi di Sulawesi Selatan terus dipertahankan dan meningkatkan produktifitas padi.

PINRANG, Sulsel--Kementerian Pertanian meminta enam sentra produksi padi di Sulawesi Selatan terus dipertahankan dan meningkatkan produktifitas padi.

Direktur Budidaya Tanaman Serealia Kementerian Pertanian Rahman Pinem mengatakan ada enam sentra produksi padi di Sulsel yakni di Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Luwu dan Pinrang (Bosowasipilu). 

"Rerata produktifitas padi di enam sentra di Sulsel hanya 5 ton per hektare, masih lebih sedikit dengan produktifitas padi di Jawa Timur sekitar 6 ton per hektare," kata Rahman di sela-sela panen raya Kelompok Tani Bunrutangnga di Kabupaten Pinrang, Sulsel, Sabtu (15/12/2012). 

Meskipun, lanjutnya, ada beberapa lahan sawah di Sulsel yang mampu mencapai produksi padi 8,2 ton per hektare seperti di Desa Massulowalie Pinrang. 

"Produksi padi 8,2 ton di Pinrang sebaiknya bisa merata di lima sentra produksi padi lainnya," ucap Rahman. 

Kementan meminta agar lahan pertanian di sentra produksi padi di Sulsel termasuk Pinrang terus bertambah. "Jangan dipakai bangun rumah atau dijual, sebaiknya arealnya terus ditambah," ujarnya. 

Apalagi menurutnya, puncak panen raya di Sulsel terjadi dua kali setahun yakni antara Maret hingga April dan Juli hingga Agustus. Berbeda dengan puncak panen raya padi secara nasional yang terjadi hanya antara Maret hingga April. 

Jika musim tanam di Indonesia dikenal dengan dua musim yakni musim penghujan dan kemarau, di Sulsel justru berbeda bisa memiliki tiga wilayah musim 

"Sulsel memang cukup unik, selain memiliki wilayah musim barat dan timur, daerah ini juga memiliki sebaran panen wilayah musim peralihan," katanya. 

Bupati Pinrang Aslam Patonangi mengatakan masyarakat Pinrang akan mempercepat penanaman padi setelah panen raya tahun ini. 

"Penanaman akan kami kejar karena musim kemarau diperkirakan cukup panjang tahun ini," kata Aslam. 

Perubahan iklim diakui menjadi kendala pengembangan pertanian di daerah. Panen yang direncanakan terjadi pada Agustus dan September ternyata mundur hingga Desember. 

Namun, dia optimistis sektor pertanian akan menjadi prioritas Pemkab Pinrang karena 85% pendapatan domestik regional bruto (PDRB) daerah ini diperoleh dari sektor pertanian. 

Tahun ini, panen di Pinrang telah mampu memproduksi sekitar 630.000 gabah kering giling, atau sekitar 350.000 ton yang bisa diolah menjadi beras. 

"Kami juga telah mampu mencetak 400 hektare sawah baru. Tahun depan Pemkab akan alokasikan anggaran untuk penambahan areal itu," ujarnya. 

Dia berharap Kementerian Pertanian mendukung upaya pemkab yang berencana memberikan bantuan Rp100 juta per desa. 

"Tahap awal kami akan mulai dulu untuk tiga hingga lima desa yang akan mendapat bantuan tersebut. Kemudian akan berlanjut ke desa-desa lainnya. Mudah-mudahan pemerintah pusat bisa membantu," ungkapnya. (K46)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Hendra Nick Arthur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper