Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Pemerintah di setiap negara diminta melakukan penyelarasan konservasi hutan dengan ketahanan energi dan pembangunan berkelanjutan sebagai salah satu pendekatan baru untuk menyelamatkan pepohonan di hutan, dan bukan mengorbankan hutan untuk mencapai dua tujuan tersebut.
 
Hal itu disampaikan oleh sejumlah ahli kehutanan pada acara Hari Hutan 6 di sela-sela acara KTT Perubahan Iklim di Doha, Qatar. Peter Holmgren, Direktur Jenderal Centre for International Forestry Research (Cifor), mengatakan hutan dan kehutanan harus dilihat melalui lensa ketahanan pertanian, pangan dan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. 
 
"Perubahan iklim perlu ditangani dengan melintasi batas-batas sektor. Hutan dan kehutanan harus dilihat melalui lensa ketahanan pertanian, pangan dan pembangunan berkelanjutan," kata Holmgren dalam siaran pers yang dikutip Sabtu (08/12/2012). "“Ini saatnya untuk melihat cara baru dalam memecahkan permasalahan lama."
 
Cifor menyatakan cara baru itu adalah pendekatan berbasis bentang alam, yang meliputi sinergi dan timbal balik pengelolaan suatu gabungan sumber daya yang luas,  untuk membawa bersama-sama sektor pertanian, kehutanan, energi dan perikanan. Hal itu dimaksudkan untuk mengelola sumber daya dunia secara lebih baik dan juga menawarkan peluang untuk adaptasi iklim dan mitigasi. 
 
Andreas Tveteraas, Penasihat Senior untuk International Climate and Forest Initiative dari Norwegia, mengatakan tantangannya adalah untuk melakukan keduanya, yakni konservasi hutan dan meningkatkan produksi pangan tanpa perlu mengorbankan hutan.  Menurutnya, jika pemerintah harus memilih di antara keduanya, maka tidak diragukan lagi bahwa hutan akan selalu kalah.  Dengan demikian, tantangannya adalah untuk mendorong pengelolaan hutan yang sejalan dengan tuntutan pangan populasi.
 
Cifor menerangkan hampir 4 miliar hektar tutupan hutan pada permukaan bumi, membentuk sekitar 30% dari total wilayah daratan. Namun, demikian Cifor, dunia sedang dilanda perubahan besar untuk mendefinisikan ulang tekanan terhadap hutan, termasuk urbanisasi, meningkatnya diet berbasiskan daging, pertumbuhan penduduk dan ledakan permintaan untuk kayu dan hasil-hasil pertanian.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper