Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Para pembajak Indonesia, bersatulah!

Anda gemar mengunduh film bajakan? Peranti lunak bajakan? Dan semua produk-produk bebas bayar kepada para kapitalis? Hanya satu kata, bersatulah menuju gerakan selanjutnya yang lebih nyata yaitu gerakan politik!.

Anda gemar mengunduh film bajakan? Peranti lunak bajakan? Dan semua produk-produk bebas bayar kepada para kapitalis? Hanya satu kata, bersatulah menuju gerakan selanjutnya yang lebih nyata yaitu gerakan politik!.

 

Ide gila? Tidak juga karena Partai Pembajak kini menjadi gerakan baru di Eropa. Setelah pada 2010 di Belgia muncul inisiasi Partai Pembajak Internasional yang merupakan sebuah unifikasi gerakan Partai Pembajak di Eropa.

 

Sejarah partai pembajak bermula di Swedia, sebagai gerakan protes untuk menuntut undang-undang hak cipta intelektual. Pada 2006, kejaksaan Swedia mengincar situs internet "Pirate Bay" sebagai platform tukar menukar musik dan video.

 

Untuk melindungi teluk bajak laut mereka, para aktivis internet yang tergabung dalam Piratbyran yang beraliran anti-hak cipta (copyleft) mendirikan partai dan lolos seleksi untuk mengikuti pemilu 2006 meski sampai kini gagal meraup suara.

 

Toh, kelahiran partai copyleft ini mengilhami gerakan serupa di negara lain. Partai Pembajak juga muncul di Denmark, Finlandia, Jerman, Belanda, Polandia, dan Spanyol.

 

Gerakan politik baru ini paling sukses terjadi di Jerman. Gerombolan anak muda tukang bajak software itu sukses menjadikan Partai Pembajak atau Piraten Partei sebagai fenomena baru dalam tatanan politik Jerman.

 

Partai pembajak didirikan di Jerman enam tahun lalu. Partai yang terbilang muda ini beranggota 13.000 orang. Sorotan terbesar diperoleh pada 2009 terkait diskusi politik menyangkut sensor situs internet yang menawarkan pornografi anak. Banyak yang melihat hal itu sebagai upaya untuk menyensor internet.

 

Dituding hanya sebagai partai jadi-jadian, anak-anak muda aktivis internet itu tidak mau dicap hanya sebagai himpunan aktivis internet dan ingin diterima sebagai organisasi politik sepenuhnya itu.

 

Terbukti pada September tahun lalu, membuat sensasi kecil dengan memenangkan 9% suara atau 15 kursi di pemilu Berlin. Kemudian pada pemilu negara bagian Jerman, Saarland yang digelar 25 Maret lalu partai ini meraup 7,4% suara.

 

Bayangkan, partai baru dari nol itu langsung meraih empat kursi di parlemen negara bagian tersebut. Gebrakan mereka membuat partai-partai mungil namun mapan karena ikut menentukan arah dan pembentukan koalisi pemerintahan baik di negara bagian atau pusat di Berlin mulai mumet bahkan sudah ada yang terdepak.

 

Sebut saja Partai liberal FDP yang merupakan partai koalisi pemerintahan saat ini, terdepak secara menyakitkan dari parlemen negara bagian Saarland akibat raihan "Piraten Partei".

 

Seperti dikutip dari mdia publik deutsche welle, FDP yang sebelumnya mampu meraih 9,2% suara hanya meraih 1,2% suara yang berarti gagal menembus kuota minimal 5 % suara.

 

Data statistik menunjukkan, 23% pemilih pemula, memberikan suaranya kepada partai pembajak dalam pemilu negara bagian Saarland. Jajak pendapat menunjukkan, partai besar CDU dan SPD juga kehilangan 15% pemilih yang menyebrang ke partai baru itu.

 

Tak heran, partai pembajak, yang beranggotakan 22.000 orang dan kebanyakan adalah aktivis internet berusia di bawah 35 tahun itu menargetkan terwakili di parlemen federal Jerman Bundestag mulai tahun depan.

 

Bahkan seperti dikutip dari Der Spiegel, Partai Pembajak membuat gentar partai oposisi yang bergerak di isu-isu lingkungan, Partai Hijau kepada Deutschlandradio Kultur mengakui Partai Pembajak adalah saingan utama mereka.

 

Sukses di Berlin dan Saarland, partai baru ini kini menyasar pemilu di negara bagian Jerman lainnya, Schleswig Holstein dan Nordrhein Westfalen. Potensi mereka besar. Pemilih muda yang mencari alternatif.

 

Pesan yang disampaikan Piraten Partei sendiri sederhana seperti memprotes pembatasan hak cipta internet dan platform tukar menukar data. Boleh dikatakan partai ini bergerak dalam tataran konkrit dan menjadi alternatif sejak bertahun-tahun muncul jurang antara politik internet yang dipahami partai-partai mapan dan bayangan generasi digital yang tumbuh dan besar dengan internet.

 

“Tentu saja kami akan ikut serta pemilu Jerman 2013, agar ikut bekerja dalam pemerintahan Jerman. Kami ingin dalam jangka panjang ikut menentukan politik di pemerintahan, dan tidak sekedar dijuluki partai protes,” ujar wakil ketua Piraten Partei, Bernd Schlömer kepada harian sore Hamburger Abendlatt.

 

Bagaimana Indonesia? Rasanya potensi itu terbuka lebar. Penelitian Global Software Piracy Study yang diselenggarakan Business Software Alliance (BSA) tahun ini mendapati tiga dari lima (59%) pengguna komputer di Indonesia terpantau menggunakan software bajakan.

 

Bahkan pada 2011, rata-rata tingkat pembajakan software di Indonesia mencapai 86%. Artinya, hampir 9 dari 10 software yang diinstall pengguna merupakan software bajakan.

 

Selain itu, tidak bisa dimungkiri kini muncul faktor kepercayaan rakyat terhadap pemerintah berada pada titik nadir (public distrust) dan gerakan maya sukses mendobrak kesadaran publik a.l. Bibit-Candra, Prita Mulyasari hingga boikot bayar pajak untuk keadilan.

 

Artinya demokrasi online memberikan peluang kepada rakyat untuk melakukan kontrol politik secara langsung terhadap pemerintah, tetapi juga membuka kesempatan menggalang dukungan politik secara masif, cepat, dan biaya relatif murah.

 

Meski demikian terdapat tantangan institusionalisasi (pelembagaan) partai akibat tidak terendap ideologi politik yang kuat karena gerakan maya umumnya hanyalah komunitas pertemanan atau cair alias tidak memiliki ikatan dan loyalitas yang kuat.

 

Toh tantangan ini sebenarnya juga menjadi tantangan Piraten Partei. Namun tantangan itu justru menjadi potensi partai kecil ini karena sebagai partai mereka memiliki ideologi yang jelas sehingga mudah dibedakan dan memiliki secara eksternal kurang memiliki pola pertanggungjawaban yang jelas terhadap publik ditambah pola pertemanan justru membuat partai bisa dikelola secara demokratis atau mencegah pertikaian internal.

 

Jadi bukan hal yang tidak mungkin hal ini terwujud dalam waktu dekat karena sejarah selalu diukir anak muda-muda. Tinggal menunggu waktu saja gan! ([email protected]/arh)

 

SITE MAP:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper