Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANDREA HIRATA: Laskar Pelangi bajakan dicetak 4 kali lebih banyak dari aslinya

JAKARTA: Novelis Andrea Hirata meraih penghargaan pada peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia ke-12 bidang motivator novelis yang diserahkan oleh Wakil Presiden Boediono pada Selasa kemarin.

JAKARTA: Novelis Andrea Hirata meraih penghargaan pada peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia ke-12 bidang motivator novelis yang diserahkan oleh Wakil Presiden Boediono pada Selasa kemarin.

 

Namun, di balik penghargaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) itu, Andrea punya pengalaman pahit soal pembajakan.  Novel paling populer dan fenomenal berjudul “Laskar Pelangi” berulangkali dibajak.

 

Andrea Hirata, yang menulis tetralogi novel “Laskar Pelangi, “Sang Pemimpi”, “Edensor”, dan “Maryamah Karpov”,  berkeluh kesah kepada media di kompleks Istana Wapres soal pembajakan hak paten yang sudah merajalela di Indonesia.

 

“Novel saya bajakannya empat kali lipat dari yang aslinya,” ujarnya.

 

Tak hanya itu, novelis asal Belitung  ini bahkan menemukan sendiri satu kontainer novel bajakan. Dia juga menyaksikan sendiri novel-novel bajakannya dijajakan langsung di pinggir jalan.

 

Suatu hari, Andrea malah ditawari langsung novel bajakan “Laskar Pelangi” oleh penjaja buku di pinggir jalan.

 

“Saya berkali-kali makan di pinggir jalan di Jakarta kemudian ditawari bajakan buku saya sendiri,” katanya.

 

Cerita ini belum berakhir. Pada saat acara diskusi yang digelar oleh sebuah toko buku, sang pemilik meminta tandatangannya sebelum mengedarkan buku. 

 

Ternyata, buku yang dijual juga bajakan. Dengan hati miris, Andrea harus membubuhkan tandatangannya pada 2.000 novel hasil bajakan.

 

“Saya tandatangani 2.000 buku semuanya bajakan. Saya harus tanda tangan dengan hati berderai-derai karena mereka tidak tahu kalau itu bajakan,” ujarnya.

 

Semula, dia tak terlalu ambil pusing mengenai pembajak-pembajak ini karena mengira berlatar belakang ekonomi dan budaya.

 

Namun, melihat jumlah buku yang dibajak sangat besar dan menyebar ke mana-mana, dia mulai was-was karena pembajak ini kelasnya kakap. 

 

Akibat masalah ini, Andrea malah sempat ditawari penerbit asing untuk tidak membuat novel dalam bahasa Indonesia.

 

Tujuannya jelas agar tidak dibajak. Novel “Laskar Pelangi” yang sudah dibuat film layar lebar dan musikal ini kini diterjemahkan dalam 23 bahasa asing.

 

“Begitu terbit di luar negeri tenang karena ga ada pembajakan,” katanya.

 

Harapan memerangi pembajakan dan penegakan hukum ini mulai muncul setelah pemerintah berkomitmen menegakan hak paten atau hak kekayaan intelektual.

 

Andrea menilai peringatan HKI Sedunia dan pemberian penghargaan kepada 14 tokoh dan perusahaan ini harus dijadikan momentum bagi pemerintah dan aparat keamanan memberantas pembajakan, karena umumnya masyarakat awam sulit membedakan mana produk bajakan atau asli.

 

Jika tidak ada aksi dari pemerintah, lanjutnya, para kreator, inovator dan seniman dari Indonesia kemungkinan lebih memilih berkarya di luar negeri. Mereka lebih memilih kabur karena karyanya lebih dihargai di luar negeri.

 

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin mengatakan Indonesia berkomitmen memerangi pembajakan.

 

Pemerintah bersama aparat keamanan secara berkala melakukan razia dan pemusnahan barang-barang ilegal.

 

“Dua pekan lalu, kami memusnahkan barang ilegal di Tangerang. Ini pesan kepada masyarakat HKI internasional kalau Indonesia berkomitmen menjunjung tinggi hak paten,” ujarnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper