KUALA LUMPUR: Aktivitas seks menyimpang seperti lesbian, gay, biseksual dan trans-seksual makin tumbuh subur di beberapa kalangan masyarakat Negeri Jiran.
Meriam Omar Din dari Fakultas Psikologi Unversitas Islam Antarbangsa Malaysia menepis anggapan bahwa aktivitas seks menyimpang semacam itu disebabkan oleh salah satunya keberadaan media jejaring sosial.
“Seks menyimpang sudah ada sebelum jejaring sosial muncul. Di masa lalu, mereka yang mempunyai masalah krisis identitas akan lari dari rumah dan pergi ke Chow Kit karena mereka tahu di sana ada kelompok yang bisa menerima mereka,” katanya seperti dikutip Bernama, hari ini.
Dia mengatakan, aktivitas seks menyimpang itu akan menjauh dari masyarakat dan bergabung dengan kelompok yang mereka yakin bisa menerima kondisi dan mendukung perilaku mereka.
“Mereka menjadi pemberontak dalam masyarakat dengan mengenakan pakaian atau melakukan hal-hal yang melanggar norma. Mereka menyimpang semakin jauh dengan meninggalkan Islam karena tahu kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan ajaran agama dan menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat beragama, termasuk muslim,” ujarnya.
Oleh karena itu, perlu dibentuk sebuah kelompok berbasis Islam di negara ini untuk membantu muslim yang terjebak dalam hubungan seks menyimpang.
“Kelompok ini setidaknya bisa mencegah hal semacam itu menjadi tren. Dari informasi yang saya kumpulkan saat berkomunikasi dengan komunitas seks menyimpang, tidak semua di antara mereka bahagia dengan hidup mereka.”
Dia menambahkan,” Mereka terjebak dalam situasi itu karena masalah seksual, tidak ada harga diri, serta gaya hidup tak bermoral.”
Menurutnya, masyarakat bisa bersikap toleran terhadap komunitas itu karena banyak diantara mereka yang memiliki talenta seni luar biasa. Berbagai agensi juga bersedia mempekerjakan mereka.
“Mendekatkan mereka pada Islam merupakan pendekatan yang bagus untuk membebaskan mereka dari ketergantungan pada hubungan seks sejenis,” jelasnya. (Antara/foto: blogger.com/yus)
