MALANG: Kebijakan impor beras dari Vietnam diberlakukan oleh pemrintah dalam rangka memenuhi kebutuhan ketersediaan beras utamanya bagi masyarakat di luar Jawa seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Maluku Utara, dan Kalimantan Tengah.Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Bayu Krisnamurthi, mengatakan masuknya beras impor tersebut bukan karena persoalan kenaikan harga beras semata melainkan juga menyangkut selera konsumen terhadap kualitas beras impor.“Jawa Timur memang surplus beras, namun beras impor masih diperlukan karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di luar Jawa Timur,” kata Bayu Krisnamurthi di Malang hari ini.Ditegaskan, pelabuhan internasional di Indonesia hanya lima termasuk Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dan beras impor yang masuk melalui Tanjung Perak sebanyak 84.450 ton untuk selanjut didistribusikan ke wilayah luar Jawa.“Sekadar contoh beras dari Vietnam yang masuk ke Papua bianya dua kali lebih ringan daripada beras dari Jawa Barat yang kita kirim ke Papua.”Tidak hanya beras, masalah sapi dari Nusa Tenggara Timur misalnya, untuk mengangkut sekitar 200.000 sapi dari sana, biayanya sangat mahal dan tidak didukung oleh keberadaan kapal laut yang didesain khusus untuk mengangkut sapi tersebut.Sementara itu, Perum Bulog Sub Divisi Regional (Sub Divre) Malang mengaku kesulitan menyerap beras dari para petani menyusul tingginya harga beras di pasaran dibanding harga pembelian pemerintah (HPP).(api)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel