Masa pemerintahan Muammar Abu Minyar al-Qaddafi atau biasa disebut Khadafi di Libya dimulai sejak 1969 dengan keberhasilan Revolusi Al Fatah untuk menyingkirkan Raja Idris.
Berbeda dengan negara-negara Arab yang meneguhkan diri pada negara Islam, Khadafi mendasarkan Libya pada prinsip-prinsip sosialisme yang anti kapitalisme dan komunisme. Pria keturunan Yahudi kelahiran di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942 adalah anak termuda dari sebuah keluarga miskin Badawi yang nomadik di daerah gurun pasir di Sirte. Satu sosok pujaannya adalah Gamal Abdul Nasser.Nasser adalah seorang negarawan yang populer di Mesir, yang naik ke takhta kepresidenan dengan meminta persatuan Arab dan menghujat Barat. Khadafi diketahui juga mempunyai saham sebesar 7,5% di klub sepak bola Italia, Juventus.Libya semakin tenar setelah adu keras dengan Amerika. Puncaknya adalah meledakan pesawat Pan AM dengan nomor penerbangan 103 dari London menuju New York pada Desember 1988. Pesawat yang menjadi bola api di atas Lockerbie (Skotlandia) itu menewaskan 259 orang di pesawat serta 11 orang lainnya tewas di darat. Akibat tindakan itu, Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi 748 dan 883 pada 1992/1993 yaitu sanksi atas Libya, membekukan aset-aset, dan mengembargo perlengkapan penambangan minyak secara selektif.Tahun 1999, Libya menyatakan bertanggung jawab atas tragedi Lockerbie. Tripoli menyerahkan dua terdakwa peledakan pesawat untuk diadili di Belanda dan bersedia membayar ganti rugi kepada keluarga korban senilai US$2,7 miliar pada 2003.
Eksplorasi minyak British Petroleum (BP) di Libya setidaknya bernilai US$900 juta. Dikatakan proyek akan dimulai di lepas pesisir Libya setidaknya pada akhir Februari atau awal Maret, seperti dikutip telegraph.co.uk.Soal minyak memang menjadi pertimbangan Inggris dalam kesepakatan pencabutan sanksi dan pembebasan pembom pesawat Pan Am di Bandara Lockerbie, Abdel Baset al-Megrahi.Hal ini telah diakui Menteri Kehakiman Inggris, Jack Straw, mengatakan bahwa perdagangan, khususnya kesepakatan bagi perusahaan minyak British Petroleum PLC, merupakan satu bagian besar dari perundingan 2007 yang mengarah ke al-Megrahi. Kesepakatan tersebut merupakan sebuah pemanasan yang lebih luas dalam hubungan antara Inggris dan Libya."Perdagangan adalah bagian penting dari itu, hingga kemudian muncullah kesepakatan British Petroleum," ungkapnya.Fakta ini jelas membantah kata-kata Perdana Menteri (PM) Inggris Gordon Brown yang sebelumnya menegaskan bahwa tidak ada konspirasi untuk menutupi, bermuka dua, dan kesepakatan soal minyak dalam pembebasan al-Megrahi.Atas langkah ini, DK PBB mencabut sanksi dan didukung AS, belakangan terlihat melunaknya sikap barat karena minat mereka terhadap sumber minyak di Libya.