YOGYAKARTA: BJ Habibie berharap pemerintahan yang kini berkuasa di Mesir bersikap terbuka dan menyerahkan penyelesaikan permasalahan yang kini membelenggu negara tersebut kepada rakyat.
"Mesir perlu belajar dari pengalaman negara lain, dalam hal ini, sebaiknya masalah tersebut diserahkan ke rakyat untuk diselesaikan," kata BJ Habibie di sela-sela kunjungannya di Taman Pintar Yogyakarta, hari ini.Menurut dia, permasalahan yang terjadi di Mesir tersebut hampir sama dengan permasalahan yang dihadapi Indonesia pada 1998, presiden sudah tidak mendapat kepercayaan dari rakyat.Pada saat itu, Presiden Soeharto memutuskan untuk mengundurkan diri sehingga wakil presiden pun diangkat sebagai presiden, yaitu BJ Habibie. "Saat itu, seluruh masyarakat Indonesia akhirnya bisa bernafas dan kemudian meneruskan pekerjaan," katanya.Di Mesir, lanjut Habibie, Presiden Hosni Mubarak juga telah mengangkat seorang wakil presiden. Namun, sebaiknya tugas wakil presiden adalah bukan untuk mempertahankan kekuasaan presiden."Tugas dari wakil presiden adalah untuk menyelesaikan masalah, itu yang terpenting. Namun, dengan jangka waktu yang cukup, yaitu 1 tahun. Jangan terlalu singkat, karena tidak mungkin bisa selesaikan masalah," kata Habibie.Salah satu tugas wakil presiden adalah untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang jujur dan adil sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada semua rakyat."Ini agar Mesir dapat menuju proses demokrasi yang aman dan tenteram," katanya.Sebelumnya, budayawan Syafii Maarif menyatakan bahwa konflik yang terjadi di Mesir sudah mulai merembet ke sejumlah negara lain seperti Yaman dan Yordania.Syafii menyebutkan pergerakan masyarakat Mesir yang menuntut agar presiden mundur tersebut merupakan bagian dari kebangkitan manusia yang merdeka.Dia berharap masyarakat Mesir dapat menyelesaikan permasalahan tersebut karena apabila permasalahan itu tidak ditangani dengan baik maka bisa mengubah peta politik dunia dan menimbulkan hal-hal yang kurang diinginkan.(yn)