JAKARTA: PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II semakin serius mengkaji penerbitan surat utang (obligasi) yang rencananya akan dilakukan pada tahun ini.
Direktur Utama Pelindo II Richard Jose Lino mengatakan untuk perseroan berencana menerbitkan obligasi sebagai salah satu cara untuk pengembangan bisnisnya. Dia juga mengatakan rencana tersebut masih sedang dikaji bersama PT Bahana Securities.
Untuk financing bisa macam-macam, bisa bond, bisa yang lainnya. Untuk bond, Bahana yang sedang mengkajinya, ujarnya.
Adapun untuk rencana pelepasan saham perdana (initial public offering/IPO), Lino mengatakan hal tersebut tidak mungkin dilakukan tahun ini. Jika dilihat dari program Kementerian BUMN, Pelindo termasuk BUMN yang dimasukan dalam program restrukturisasi pada tahun ini, yakni digabungkan dalam satu induk (holding).
Yang jelas IPO tidak mungkin dilakukan tahun ini, tegas Lino.
Sebelumnya, Lino mengatakan pada tahun ini BUMN pelabuhan itu akan merealisasikan salah satu dari dua opsi yang ada untuk mendanai ekspansi bisnis perseroan yakni IPO atau obligasi.
Berdasarkan catatan Bisnis, penerbitan obligasi itu untuk tambahan membiayai pembangunan pelabuhan di Sumatra Selatan dan di Ancol Timur, Jakarta. Kebutuhan pendanaan untuk pelabuhan di Sumatra Selatan mencapai Rp3,5 triliun, sedangkan pelabuhan di Ancol Timur juga di kisaran angka tersebut, sehingga total mencapai Rp7 triliun.
Seorang sumber saat itu menuturkan obligasi yang akan diterbitkan oleh Pelindo II di kisaran Rp2 triliun, namun ketika dikonfirmasikan kembali, Lino hanya mengatakan jumlahnya lebih dari Rp1 triliun. (api)
