Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan laba industri China melambat selama 5 bulan berturut-turut pada September 2018.
Hal ini disebabkan oleh surutnya penjualan bahan baku dan barang manufaktur, seiring dengan permintaan domestik yang semakin lesu di negara ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Dilansir Reuters, pelambatan itu sejalan dengan data pada pekan lalu yang menunjukkan produksi pabrik pada kuartal III/2018 tumbuh pada laju terlemah sejak Februari 2016.
Perlambatan laba perusahaan otomatis akan memberi tekanan pada lapangan pekerjaan. Pada akhirnya konsumsi rumah tangga harus direm dan berdampak pada pertumbuhan keseluruhan China.
Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan pada Sabtu (27/10/2018) bahwa keuntungan industri naik 4,1% secara tahunan pada kuartal III/2018 menjadi 545,5 miliar yuan (US$78,57 miliar).
Realisasi tersebut kurang dari separuh kinerja bulan Agustus 2018 dan tumbuh paling lambat sejak realisasi Maret 2018.
Perang dagang yang meningkat dengan Amerika Serikat juga menambah tekanan pada output secara keseluruhan, dan mengancam penurunan pada investasi bisnis dan pertumbuhan laba di bulan depan.
Data pekan lalu menunjukkan ekonomi China pada kuartal ketiga tumbuh pada kecepatan terlemah sejak krisis keuangan global karena output manufaktur melambat.
Sektor manufaktur juga tertekan dengan pengurangan sumber kredit di tengah tindakan Beijing terhadap utang perusahaan dan praktik pinjaman berisiko.
Di saat pihak berwenang berupaya mengurangi tekanan pada perusahaan dengan masalah likuiditas, banyak perusahaan masih menghadapi kesulitan memperoleh pendanaan. Suku bunga pinjaman juga meningkat karena berkurangnya pasokan kredit.
Penurunan kinerja juga terjadi pada pasar properti yang merupakan mesin pertumbuhan ekonomi China. Melemahnya permintaan atas barang dan jasa yang terkait dengan konstruksi, membatasi keuntungan industri.
Meskipun Beijing menyetujui lebih banyak proyek pada semester kedua tahun ini, investasi infrastruktur yang lebih lunak juga menambah tekanan pada perusahaan industri.
Dalam 9 bulan pertama tahun ini, laba industri meningkat 14,7%. Hal itu didorong oleh pendapatan perusahaan-perusahaan yang memproduksi baja, bahan bangunan, minyak dan petrokimia.
Namun pertumbuhan melambat dari laju 16,2% yang terlihat pada periode Januari 2018 - Agustus 2018.
Awal bulan ini, Jiangsu Shagang Co Ltd (002075.SZ), anak perusahaan pabrik baja swasta terbesar China, Shagang Group, melaporkan peningkatan laba bersih 91,5% untuk kuartal ketiga.
Menurut analis Argonaut Securities di Hong Kong, margin laba rata-rata untuk baja tetap sangat tinggi.
Liability perusahaan industri naik 6,1% dari tahun sebelumnya, pada akhir September menjadi 63,1 triliun yuan, dibandingkan dengan peningkatan 6,6% pada akhir Agustus.
Data biro statistik tersebut mencakup perusahaan-perusahaan besar dengan pendapatan tahunan di atas 20 juta yuan dari operasi bisnis utama mereka.