Kabar24.com, MALANG—Calon Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang berpasangan dengan Calon Wali Kota Sutiaji dan diusung Partai Golkar serta Partai Demokrat berkomitmen untuk melaksanakan reformasi birokrasi secara tuntas yang berdampak pada kepuasan warga penerima layanan publik jika kelak terpilih.
“Reformasi birokrasi untuk memastikan terbentuknya Aparatur Sipil Negara yang profesional, berakhlak baik, tidak korupsi dan anti narkoba, serta berorientasi pada kepuasan warga dalam menerima layanan publik prima,” katanya dalam suatu kampanye di Malang, Kamis (15/3/2018).
Sebaik apapun regulasi dan kebijakan dibuat, menurut dia, apabila aparatur pelaksana tugas tidak paham dan bekerja amatiran maka hasilnya juga tidak akan baik.
Untuk itu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan harus selaras dengan pembinaan aparatur Negara, sehingga sinergi keduanya akan menghasilkan output dan outcome sesuai dengan visi dan misi yang diemban.
Sementara itu, Sutiaji meminta masyarakat tidak menjelek-jelek calon wali kota dan calon wakil wali kota tertentu dalam masa kampanye.
“Pahami program pasangan calon yang ada dan pilihlah paslon yang baik. Paslon ingkang sae, sesuai dengan kata hati nurani panjenengan semua,” ujarnya.
Calon Wakil Wali Kota Malang Ahmad Wanedi berpasangan Ya’qud Ananda Gudban yang diusulkan PDIP, Hanura, PAN, PPP, dan Nasdem mengungkapkan fokus utama pembanguan seharusnya berdasarkan kebutuhan dari masyarakat sehingga tidak ada masyarakat yang dikobankan.
"Pembangunan itu tidak boleh tebang pilih, tetap harus berdasarkan kebutuhan warga," katanya.
Pemerintah seharusnya tanggap dengan setiap masalah yang dialami oleh masyarakat, khususnya mengenai hal-hal yang sifatnya darurat. "Harus ada dana yang harus segera disediakan, ada namanya dana tanggap darurat. Karena itu menyangkut keselamatan masyarakat," ucapnya.
Pernyataannya itu menanggapi keluhan Didik Harianto (40) Ketua Karangtaruna Xodel 3210 Bandungrejosari yang menyampaikan bahwa salah satu masalah terbesar yang menjadi keresahan warga adalah tanah longsor.
"Di sini rawan longsor mas, banyak rumah warga yang hancur karena longsor," katanya.
Tahun lalu misalnya, akibat hujan deras salah satu rumah warga hancur tertimbun tanah. "Kemarin yang terparah itu ada satu, rumahnya gak bisa digunakan lagi," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu korban longsor, Nini Nuryati (53) warga kelayatan gang Dahlia Kelurahan Bandungrejosari. "Belakang rumah saya ini rawan,, tapi semenjak ditanam pohon sekarang sudah agak aman," katanya.
Jumlah titik longsor yang ada di Kelurahan Bandungrejosari sebanyak tiga titik, yang setiap titiknya berdekatan satu dengan yang lain. Warga gang Dahlia ini berada tepat dititik yang rawan longsor, kurang lebih ada tiga titik.