Kabar24.com, JEDDAH – Kerajaan Arab Saudi menangkap sebelas pangeran termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal dalam operasi antikorupsi terbesar dalam sejarah negara kerajaan ini.
Pengumuman penangkapan ini dilakukan di stasiun televisi Al Arabiya, yang dikontrol kerajaan. Penangkapan Alwaleed mengagetkan banyak kalangan khususnya dunia keuangan internasional.
Alwaleed dikenal sebagai bos dari Kingdom Holding dan kekayaannya tercantum dalam daftar orang kaya majalah Forbes Amerika Serikat.
"Alwaleed juga memiliki saham di perusahaan News Corp (induk perusahaan Fox Tv), perusahaan bank investasi Citigroup, dan media sosial Twitter," begitu tulis media New York Times, Minggu (5/11/2017).
Alwaleed juga memiliki saham Hotel Savoy di Inggris dan jaringan televisi yang menjangkau Arab Saudi. Kampanye antikorupsi ini, menurut media NY Times, merupakan bagian dari upaya konsolidasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang merupakan penasihat utama Raja Salman.
Meski baru berusia 32 tahun, putra mahkota memiliki peran dominan untuk urusan militer Saudi, kebijakan luar negeri, serta kebijakan ekonomi dan sosial.
Baca Juga
"Ini menimbulkan gunjingan ketidaksukaan dari kalangan keluarga kerajaan bahwa dia telah meraup kekuasaan yang besar pada usia begitu muda," tulis NY Times.
Raja Salman mengeluarkan keputusan kerajaan untuk membentuk lembaga antikorupsi, yang dikepalai putra mahkota, Sabtu (4/11/2017).
Beberapa jam kemudian, lembaga ini langsung melakukan penangkapan terhadap sebelas pangeran dan puluhan mantan menteri.
Menurut stasiun berita Al Arabiya, lembaga antikorupsi ini memiliki hak untuk menginvestigasi, menahan, melarang orang bepergian, dan membekukan uang serta aset dari para pelaku korupsi.
Hotel Ritz-Carlton di Riyadh, yang merupakan hotel milik kerajaan, dievakuasi pada Sabtu (4/11/2017). Ini memunculkan kabar pemerintah akan menempatkan para pangeran dan mantan menteri yang ditahan di sana.
Sejumlah bandara pribadi juga ditutup. Ini memunculkan spekulasi bahwa putra mahkota berusaha mencegah para pengusaha melarikan diri sebelum dilakukan penangkapan lebih banyak.
Pada bulan lalu, Pangeran Alwaleed memberikan wawancara kepada media barat mengenai layanan baru crypto currency. Dia juga bicara soal rencana kerajaan untuk melakukan penawaran perdana saham Saudi Aramco, yang merupakan perusahaan minyak kakap.
NY Times juga memaparkan kritik pedas Alwaleed terhadap Donald Trump saat berlangsungnya konvensi Partai Republik pada 2015. "Kamu orang yang memalukan tidak hanya bagi GOP (Partai Republik) tapi juga bagi Amerika. Mundurlah dari proses pemilu Presiden AS karena kamu tidak akan menang," tulis Alwaleed pada aku Twitter-nya @Alwaleed_Talal.
Trump menanggapi cuitan ini dengan mengatakan, "Pangeran bodoh @Alwaleed_Talal mencoba mengontrol politisi AS menggunakan uang ayahnya. Dia tidak akan bisa melakukannya jika saya terpilih nanti."
Presiden Donald Trump memiliki hubungan baik dengan putra mahkota, yang kariernya menanjak dengan cepat dari sebelumnya nyaris tidak pernah terdengar.
Baru-baru ini, Trump mengatakan dia berharap perusahaan minyak Arab Saudi Aramco bakal mencatatkan sahamnya di bursa efek di Amerika jika melakukan penawaran saham perdana.
Menurut NY Times, tiga orang pejabat tinggi Gedung Putih dan menantu Trump, Jared Kushner, dilaporkan datang ke Arab Saudi untuk melakukan pertemuan dengan pihak kerajaan.