Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gunung Agung Awas : Ada Pembatalan 70.000 Kunjungan Pada Hotel Berbintang di Bali

Sebanyak 70.000 wisatawan pada Oktober 2017 telah membatalkan kunjungan ke Bali lantaran berita bencana Gunung Agung.
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9)./ANTARA-Nyoman Budhiana
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9)./ANTARA-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, DENPASAR –Sebanyak 70.000 wisatawan pada Oktober 2017 telah membatalkan kunjungan ke Bali lantaran berita bencana Gunung Agung.

Dalam setiap bulan, biasanya rata-rata sebanyak 500.000 wisatawan yang mengunjungi Bali dan tinggal di hotel-hotel berbintang di pulau ini.

Namun, semenjak ada berita bencana Gunung Agung, 20% atau sebanyak 70.000 wisatawan yang telah memesan hotel di Bali membatalkan kunjungannya.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pembatalan kunjungan wisatawan ke Bali lantaran pemberitaan dan status awas Gunung Agung yang cukup lama.

Akibatnya, beberapa negara mengeluarkan travel advisory yakni Amerika Serikat, Australia, Inggris, Singapura, dan New Zealand, yang semakin mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.

Dia pun berharap, pariwisata Bali dapat berjalan normal kembali walaupun adanya bencana Gunung Agung ini.

“Kami berharap kalau ada penurunan status mungkin bulan November akan bisa kami perbaiki lagi,” katannya, Selasa (4/10/2017).

Dia memastikan Bali tetap aman untuk dikunjungi. Hanya saja, dia tidak memungkiri salah satu ketakutan wisatawan adalah pada kondisi Bandara di Bali.

Dia meyakinkan, Bandara Ngurah Rai tidak akan berdampak pada debu abu vulkanik sebab arah angin pada bulan Oktober ini dipastikan tidak sedang menuju ke sana, sehingga penerbangan tetap lancar.

“Sesunguhnya airport ngurah rai tidak kena imbas,” katannya.

Dia pun berharap dengan adanya Crisis Center yang pihaknya rancang bersama pengelola wisata di Bali bisa meluruskan berita negatif bencana ini.

Kata dia, selama ini banyak berita negatif mengenai pariwisata Bali. Pengelola wisata hanya diam karena tidak ada wadah.

Diharapkan, dengan adanya crisis center, pihaknya mampu memberi statemen mengenai pariwisata Bali yang tetap berjalan normal.

“Kita tidak pernah ada cara mengcounter untuk meluruskan berita dan ini akan terus kita pakai,” sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper