Kabar24.com, JAKARTA-- Dua tahun mendatang, sekitar tahun 2017, kemungkinan akan tercatat sebagai kondisi dengan suhu terpanas secara global akibat terjadinya perubahan iklim secara drastis.
Menurut sebuah riset Badan Meteorologi Inggris, perubahan besar bisa jadi sedang berlangsung dalam sistem iklim dengan emisi rumah kaca yang meningkatkan dampak dari kecenderungan-kecenderungan alam.
Riset itu menunjukkan bahwa El Nino terus bergerak di kawasan Pasifik. Akibatnya, suhu dunia secara keseluruhan akan meningkat. Namun, musim panas di Eropa juga bisa lebih dingin saat bagian dunia lain justru lebih hangat sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Senin (14/9/2015).
Menurut para ilmuwan, suhu permukaan bumi tahun 2015 rata-rata mendekati rekor terpanas atau 0,68 derajat Celsius di atas suhu rata-rata tahun 1961-1990.
Direktur Hadley Centre Dinas Meteorologi Inggris, Stephen Belcher mengatakan bahwa dengan kemungkinan bahwa tahun depan suhu akan sama panasnya, jelaslah bahwa iklim akan terus berubah.
Sebelumnya, para ilmuwan mengungkapkan, bulan Juli 2015 mencatat rekor sebagai bulan terpanas.
Di Indonesia, berbagai faktor, khususnya El Nino, membuat musim kering tahun 2015 berlangsung lebih lama dari biasanya dan bisa hingga Desember 2015. Kondisi itu menjadi faktor yang memperparah kebakaran hutan.