Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim menyatakan bakal merombak ulang proyeksi pertumbuhan sektor ekonomi atau Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) 2025.
Anwar menekankan, proyeksi pertumbuhan itu dikaji ulang setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan tarif resiprokal yang menyasar negara-negara, termasuk Malaysia.
"Sekiranya tarif 24% itu dilaksanakan tentu sekali Ekonomi dan unjuran pertumbuhan KDNK 2025 yang kita umumkan sebanyak 4,5% hingga 5,5% terpaksa dikaji semula," ujarnya dalam unggahan Instagram @anwaribrahim_my, dikutip Senin (7/4/2025).
Namun, Anwar menegaskan bahwa pihaknya belum menentukan langkah strategis untuk merespons kebijakan Trump yang dinilai kontroversial tersebut.
Untuk saat ini, kata Anwar, pihaknya masih melakukan komunikasi mengenai produk yang diterapkan tarif resiprokal Trump dengan AS.
"Kami harus mendapatkan informasi mengenai timeline penerapan tarif, cakupan produk, apa saja yang dikecualikan dan apa yang dikenakan, dan ini akan diatur melalui negosiasi antara Malaysia dan Amerika," tambahnya.
Baca Juga
Di samping itu, Anwar juga menyatakan komunikasi intensif dengan negara sahabat di Asean, termasuk Indonesia juga masih terus dilakukan.
Pembahasan itu diantaranya mengenai respons masing-masing negara hingga strategi atau langkah yang ditempuh setelah AS menerapkan tarif Trump.
"Dampak ini akan semakin jelas setelah kita mendapatkan informasi detailnya. Kita tidak boleh terlalu grogi karena belum ada kepastian dan negosiasi masih berjalan," pungkasnya.