Bisnis.com, JAKARTA — Publik menyoroti program Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera, yang diklaim dapat mempermudah masyarakat untuk memiliki rumah. Sorotan turut tertuju pada mereka yang mengisi kursi pengurus Tapera, yang bertanggung jawab soal perumahan, keuangan, hingga ketenagakerjaan.
Gonjang-ganjing rencana pemberlakuan Tapera bagi pekerja swasta masih terasa, penolakan demi penolakan silih berdatangan baik dari pengusaha, serikat pekerja, bahkan para pekerja informal. Bukan tidak ingin para pekerja memiliki rumah, tetapi ada rasa keberatan terhadap program Tapera, kebingungan atas kerangka programnya, hingga kekhawatiran soal pengelolaan dananya.