Bisnis.com, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) membuka penyidikan baru dugaan tindak pidana korupsi pada pekerjaan pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat termasuk on/ off ramp.
Diketahui, Tol Jakarta Cikampek II saat ini sudah berganti nama menjadi Jalan Tol Syeikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana mengatakan, bahwa ada pengaturan pemenang lelang yang mengutungkan pihak tertentu.
“Dalam pelaksanaan pengadaannya, diduga terdapat perbuatan melawan hukum berupa persekongkolan dalam mengatur pemenang lelang yang menguntungkan pihak tertentu,” kata Ketut dalam keteranganya, Selasa (14/3/2023).
Kemudian, nilai kontrak dari proyek pembangunan Tol MBZ ini mencapai Rp13.5 triliun. Hingga saat ini pihak Kejagung telah memeriksa 15 orang saksi.
“Pembangunan Jakarta-Cikampek Elevated Cikunir sampai Karawang Barat, pada simpang susun Cikunir dan Karawang Barat nilai kontrak Rp13,5 triliun,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung, Kuntadi mengatakan bahwa proyek tersebut merupakan pengembangan dari kasus korupsi penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank yang dilakukan oleh PT Waskita Karya dan PT Waskita Beton Precast.
“Betul ini (kasus tol Japek) merupakan pengembangan dari kasus Waskita. Periode 2016 pembangunan Tol Jakarta-Cikampek,” ujar Kuntadi dalam konferensi pers di Kejagung, Senin (13/3/2023).
Sekadar informasi, penamaan baru jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed didasarkan pada Keputusan Menteri PUPR No.417/2021 yang diteken per tanggal 8 April 2021.
Sheikh MBZ yang merupakan pangeran mahkota Abu Dhabi dan deputi komandan tertinggi Pasukan Angkatan Darat UEA diketahui bersahabat dengan Presiden Jokowi.
Sejumlah kerja sama strategis pun sudah terjalin di antara dua negara tersebut.
Pada 12 April 2021, nama jalan tol MBZ diresmikan sebagai bentuk penghormatan bagi Uni Emirat Arab (UEA) yang telah menjalin hubungan diplomatik di bidang sosial budaya dan ekonomi selama 45 tahun dengan Indonesia.