Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri China Li Keqiang menawarkan damai dengan Taiwan, dengan penyatuan kembali pulau itu ke China dan menentang kemerdekaan Taiwan.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat pulau itu selama 3 tahun terakhir. Dia juga menyebut kolusi antara Taipei dan Washington AS, pendukung dan pemasok senjata internasional utama Taiwan, seperti dilansir dari CNA, Senin (6/3/2023).
Pihak Taipei memberi pernyataan bahwa Beijing tetap harus menghormati komitmen rakyat Taiwan terhadap demokrasi dan kebebasan. Sedangkan, ketegangan China dengan Taiwan kembali memanasakibat latihan perang di sekitar pulau itu sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei pada Agustus 2022.
Li Keqiang yang berbicara pada pembukaan pertemuan tahunan parlemen China, mengatakan Beijing berdiri dengan prinsip "satu China", yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China, meski tidak secara langsung mengancam.
"Pemerintah harus menerapkan kebijakan partai kami untuk menyelesaikan masalah Taiwan dan mengambil langkah tegas untuk menentang kemerdekaan Taiwan dan mempromosikan reunifikasi," katanya kepada sekitar 3.000 delegasi di Balai Besar Rakyat Beijing.
Sementara itu, sebagian besar orang Taiwan tidak menunjukkan keinginannya untuk diperintah oleh China yang otokratis, yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu.
Baca Juga
Pada kesempatan terpisah, Li Keqiang mengatakan tentang pertahanan bahwa angkatan bersenjata harus meningkatkan kesiapan tempur, meski tidak menyebut Taiwan dalam konteks itu.
"Kita harus mempromosikan pembangunan damai hubungan lintas-Selat dan memajukan proses reunifikasi damai Tiongkok," lanjutnya.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan bahwa China harus menghormati komitmen rakyat Taiwan dengan konsep yang berpegang teguh pada kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan Republik China.
"China harus menangani urusan lintas selat secara pragmatis dengan cara yang rasional, setara, dan saling menghormati, sehingga menciptakan kondisi untuk interaksi yang sehat," tambahnya.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, tetapi ditolak karena Beijing percaya dia adalah seorang separatis.
Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim kedaulatan China, dan mengatakan hanya 23 juta penduduk di pulau itu yang dapat memutuskan masa depannya.