Bisnis.com, SOLO - Pemerintah China masih menutup rapat data terkait Covid-19 yang menyerang negara tersebut.
Hal ini membuat banyak orang penasaran dengan seberapa parah lonjakan kasus baru di China sepanjang bulan Desember 2022 ini.
Dilansir dari Independent, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menerima data pasti dari China tentang data Covid-19 baru sejak Beijing melonggarkan pembatasannya.
Organisasi itu mengatakan kesenjangan data. Mereka masih berpikir positif jika kesenjangan yang terjadi disebabkan oleh pihak berwenang yang berjuang untuk menghitung kasus di negara terpadat di dunia itu.
Selain itu, China jug mempersempit definisinya untuk melaporkan kematian akibat Covid-19.
Pemerintah hanya menghitung mereka yang meninggal karena pneumonia atau gagal napas yang masuk ke dalam daftar korban Covid-19 terbaru.
Namun, sebuah kota di China yang merupakan kota industri besar dekat Shanghai, Zhejiang, telah membocorkan data tentang betapa mengerikannya lonjakan kasus Covid-19 di China.
Zhejiang adalah salah satu dari sedikit daerah yang memperkirakan lonjakan infeksi baru-baru ini termasuk kasus tanpa gejala.
Pemerintah kota Zheijiang melaporkan jika lonjakan kasus Covid-19 terbaru di wilayah tersebut bisa mencapai 2 juta jiwa per harinya.
"Puncak infeksi diperkirakan tiba lebih awal di Zhejiang dan memasuki periode peningkatan sekitar Hari Tahun Baru, di mana jumlah infeksi baru setiap hari akan mencapai dua juta," kata pemerintah Zhejiang dalam sebuah pernyataan.
Zhejiang, dengan populasi 65,4 juta, mengatakan bahwa di antara 13.583 infeksi yang dirawat di rumah sakit provinsi, satu pasien memiliki gejala parah akibat COVID, sementara 242 infeksi kondisi parah dan kritis disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya.
Sementara itu menurut laporan dari Al Jazeera, tercatat sudah ada lebih dari 248 juta kasus Covid-19 yang menyerang China sejak 1 Desember 2022 lalu.