Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sering Sindir NasDem, Sekjen PDIP: Wajar, Ini Demokrasi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berpendapat bahwa pernyataannya yang sering menyindir Partai NasDem merupakan suatu kewajaran dalam demokrasi.
Sering Sindir NasDem, Sekjen PDIP: Wajar, Ini Demokrasi. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) bersama calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kiri)./Antara
Sering Sindir NasDem, Sekjen PDIP: Wajar, Ini Demokrasi. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) bersama calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kiri)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai pernyataannya yang sering menyeret nama Partai NasDem masih dalam batas wajar dalam berdemokrasi.

Dia membandingkan pernyataan politisi Partai Demokrat Andi Arief yang menyebutnya Hasto mirip dengan pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit.

“Ya [namanya] demokrasi boleh. Ada orang yang bilang saya kayak D.N. Aidit saja boleh,” ujar Hasto kepada awak media di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Sebelumnya, Hasto sempat mengatakan Partai NasDem tak lagi bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menganggap langkah NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) usungannya sama dengan deklarasi keluar dari koalisi pemerintahan atau Koalisi Indonesia Maju (KIB).

Hasto menyinggung hal tersebut saat menjelaskan mengenai sebuah lukisan di Gedung B, Kantor DPP PDIP di Jakarta Pusat. Lukisan tersebut menggambarkan peristiwa perobekan warna biru bendera Belanda di Hotel Yamoto, Surabaya pada 19 September 1945.

“Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas, dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri,” jelas Hasto kepada awak media di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (9/10/2022).

Tak sampai situ, dia juga menyambut baik rencana Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Dia mengatakan, para menteri memang harus loyal kepada presiden. Dengan begitu, lanjutnya, mereka dapat bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.

Hasto menyoroti pernyataan salah satu politisi senior NasDem, Zulfan Lindan, yang mengatakan Anies Baswedan sebagai antitesa atau kebalikan dari Jokowi.

"Sehingga Pak Jokowi akan menggunakan kewenangan penuh yang dimiliknya untuk melakukan evaluasi kepada menterinya yang tidak menjalankan perintah presiden, terutama menteri yang melakukan antitesa dari visi dan misi presiden,” jelas Hasto kepada awak media di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Menanggapi berbagai pernyataan-pernyataan tersebut, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan Hasto seakan coba memprovokasi Jokowi untuk mengganti menteri yang berasal dari NasDem. Apalagi, lanjut Ali, alasannya hanya karena NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.

“Artinya tuduhan-tuduhan, itu mencoba memprovokasi Pak Presiden ya untuk kemudian memberikan ‘punishment’ lah kepada NasDem, kader Partai Nasdem kan,” jelas Ali saat dihubungi Bisnis, Selasa (18/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper